Selain Taufik Hidayat, Inilah 7 Pebulu Tangkis Muslim Indonesia yang Juara Dunia

By Diya Farida Purnawangsuni - Minggu, 17 Mei 2020 | 05:00 WIB
Kasubid Pelatnas PP PBSI Ricky Soebagja (kiri) berpose dengan Taufik Hidayat. (BADMINTON INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Eks pebulu tangkis tunggal putra nasional Indonesia, Taufik Hidayat, mendadak jadi buah bibir setelah melontarkan pernyataan kontroversial saat tampil sebagai bintang tamu pada sebuah program di kanal YouTube milik Deddy Corbuzier.

Dalam kesempatan tersebut, Taufik Hidayat secara terbuka menyebut bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) punya "banyak tikus" alias sosok-sosok koruptor.

Taufik juga mengatakan bahwa untuk memperbaiki olahraga Indonesia, separuh dari isi Kemenpora RI harus dibongkar.

Opini kontroversial Taufik tersebut sudah mendapat respons dari Menteri Pemuda dan Olahraga RI saat ini, Zainudin Amali.

Zainudin Amali menilai tidak ada yang perlu diganti dalam susunan kepegawaian di Kemenpora RI.

Baca Juga: Mau Pensiun, Francis Ngannou Segan Jadi Lawan Terakhir Daniel Cormier

Terlepas dari pro-kontra yang ditimbulkan, Taufik Hidayat merupakan salah satu pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Selain sukses meraih medali emas pada Olimpiade Athena 2004, Taufik juga berhasil menjadi juara dunia.

Hebatnya, dua titel prestisius tersebut didapat Taufik dalam dua tahun beruntun.

Medali emas Olimpiade pada tahun 2004, gelar juara dunia pada tahun 2005.

Baca Juga: Ali Abdelaziz Pastikan Khabib dan Gaethje Tidak Akan Lawan McGregor

Taufik pun menjadi salah satu pebulu tangkis muslim Tanah Air yang mampu meraih gelar juara dunia.

Sejauh ini, ada delapan atlet tepok bulu beragama Islam yang berhasil menjadi kampiun dunia.

Siapa saja mereka, berikut daftar pebulu tangkis muslim Indonesia yang sukses naik ke podium tertinggi pada Kejuaraan Dunia BWF.

Faya
Mantan atlet bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, berbicara kepada wartawan di sela acara kirab ob

1. Icuk Sugiarto (1983)

Pebulu tangkis muslim pertama dari Indonesia yang berhasil menjadi juara dunia ialah Icuk Sugiarto.

Ayah kandung pebulu tangkis Tommy Sugiarto dan Jauza Fadhila Sugiarto ini meraih titel prestisius tersebut pada tahun 1983.

Icuk naik ke podium kampiun usai memenangi derbi Merah Putih kontra Liem Swie King pada laga final dengan skor 15-8, 12-15, 17-16.

Sebelumnya, Icuk lebih dulu mengalahkan pemain-pemain elite dunia lainnya yakni Morten Frost (Denmark) pada perempat final dan Prakash Padukone (India) pada semifinal.

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Joko Suprianto, bersiap melakukan servis saat menghadapi Pou

2. Joko Suprianto (1993)

Selang satu dekade alias 10 tahun kemudian, Indonesia akhirnya kembali memiliki juara dunia yang beragama Islam.

Selain Joko Suprianto yang menjadi kampiun dunia untuk nomor tunggal putra, ada juga Ricky Subagja yang meraih medali emas pada nomor ganda putra bersama Rudy Gunawan.

Namun, pada bagian ini, BolaSport.com akan lebih dulu membahas cerita kemenangan Joko Suprianto.

Seperti halnya Icuk Sugiarto, Joko juga menyabet gelar juara dunia setelah memenangi laga derby Indonesia melawan Hermawan Susanto.

Sebelumnya, pada babak semifinal, Joko mengandaskan perlawanan rekan senegaranya yang lain, Ardy B Wiranata.

djarumbadminton.com
Rexy Mainaky (kiri) dan Ricky Subagja (kanan) saat konferensi pers Indonesia Open 2017 di Jakarta Co

3. Ricky Subagja (1993, 1995)

Pebulu tangkis muslim Indonesia berikutnya yang menjadi juara dunia ialah pemain ganda putra, Ricky Subagja.

Menariknya, Ricky meraih gelar bergengsi ini secara beruntun alias back-to-back dan dengan pasangan yang berbeda.

Pada tahun 1993, Ricky naik ke podium kampiun bersama Rudy Gunawan.

Duet Ricky/Rudy meraih medali emas setelah mengalahkan wakil Malaysia, Cheah Soon Kit/Soo Beng Kiang, 15-11, 15-3.

Dua tahun kemudian, Ricky kembali menjadi jawara, tetapi kali ini dengan Rexy Mainaky.

Tanpa ampun, pasangan Ricky/Rexy mengandaskan perlawanan wakil Denmark, Jon Holst-Christensen/Thomas Lund, dengan skor telak 15-5 15-2.

nugy
Mantan pasangan ganda putra nasional, Candra Wijaya (kanan) dan Sigit Budiarto.

4. Sigit Budiarto (1997)

Sigit Budiarto menjadi pebulu tangkis muslim Indonesia keempat yang menjadi juara dunia.

Turun sebagai pemain ganda putra bersama Candra Wijaya, Sigit meneruskan tradisi juara dunia dari nomor tersebut yang berjalan sejak tahun 1993.

Pada laga final, duet Candra/Sigit mampu bangkit setelah tertinggal lebih dulu untuk mengalahkan pasangan Malaysia, Yap Kim Hock/Cheah Soon Kit, dengan skor 8-15, 18-17, 15-7.

Baca Juga: Terkait Spekulasi Transfer Andrea Dovizioso, Ini Jawaban Direktur KTM

5. Taufik Hidayat (2005)

Indonesia kembali memiliki juara dunia muslim setelah Taufik Hidayat melakukannya pada tahun 2005.

Taufik naik ke podium kampiun dan mengibarkan bendera Merah Putih usai mengalahkan wakil China, Lin Dan, dengan skor telak 15-3, 15-7.

Sebelumnya, Taufik lebih dulu menyingkirkan pemain Malaysia, Lee Chong Wei, dengan skor 15-3, 15-12.

Pasangan ganda putra Indonesia, Markis Kido (kiri), dan Hendra Setiawan, berfoto dengan medali emas

6. Markis Kido (2007)

Pebulu tangkis muslim Indonesia berikutnya yang menjadi juara dunia ialah Markis Kido.

Turun pada nomor ganda putra bersama Hendra Setiawan, Kido sukses meraih titel jawara dunia pada tahun 2007.

Duet Kido/Hendra naik ke podium kampiun setelah memenangi laga final sengit kontra wakil Korea Selatan, Jung Jae-sung/Lee Yong-dae.

Kido/Hendra menang dengan skor tipis 21-19, 21-19.

Pebulu tangkis ganda putra nasional, Mohammad Ahsan, berpose di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jak

7. Mohammad Ahsan (2013, 2015, 2019)

Mohammad Ahsan mungkin bukan pebulu tangkis muslim Indonesia pertama yang menjadi juara dunia.

Namun, Ahsan adalah pebulu tangkis muslim pertama sekaligus satu-satunya -sampai saat ini- yang mampu meraih gelar kampiun dunia sebanyak tiga kali.

Ahsan mendapatkannya bersama Hendra Setiawan pada tahun 2013, 2015, dan 2019.

Titel juara dunia pertama untuk Ahsan didapat setelah mengalahkan wakil Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, dengan skor 21-13, 23-21 pada final Kejuaraan Dunia BWF 2013.

Baca Juga: Melati Daeva Bongkar Pesan Penting Liliyana Natsir Soal Perjuangan

Dua tahun kemudian alias pada Kejuaraan Dunia BWF 2015, Ahsan/Hendra kembali naik ke podium kampiun berkat kemenangan dengan skor 21-17, 21-14 atas pasangan China, Liu Xiaolong/Qiu Zihan.

Meski begitu, perjalanan karier Ahsan/Hendra tak melulu mulus.

Pasca-gagal total pada Olimpiade Rio 2016, Ahsan/Hendra sempat berpisah dan berganti dengan pasangan lain.

Mereka baru kembali bermain bersama pada awal tahun 2018.

Setahun kemudian, pasangan berjulukan The Daddies itu menunjukkan bahwa karier mereka belum habis dengan menjadi juara dunia.

Ahsan/Hendra menyabet gelar juara dunia ketiga mereka setelah mengalahkan wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayasahi, dengan skor 25-23, 9-21, 21-15.

FERI SETIAWAN/BOLASPORT.COM
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad saat melawan pebulutangkis ganda campuran India Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnapa dalam turnamen bulutangkis Indonesia Open 2019 di Senayan, Jakarta, Senin (16/7/2019) Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow berhasil maju kebabak selanjutnya set

8. Tontowi Ahmad (2013, 2017)

Selain tunggal dan ganda putra, Indonesia juga memiliki pemain muslim yang menjadi juara dunia pada nomor ganda campuran.

Dia adalah Tontowi Ahmad yang sukses meraih titel kampiun dunia bersama Liliyana Natsir pada tahun 2013 dan 2017.

Pada tahun 2013, Tontowi naik ke podium kampiun dengan Liliyana usai mengalahkan wakil China, Xu Chen/Ma Jin, dengan skor 21-13, 16-21, 22-20.

Sosok yang akrab disapa Owi itu lalu kembali meraih gelar juara dunia pada tahun 2017.

Kali ini, duet Tontowi/Liliyana mengatasi perlawanan pasangan China yang lebih muda dari mereka, Zheng Si Wei/Chen Qing Chen.

Tontowi/Liliyana menang dengan skor 15-21, 21-16, 21-15.

Baca Juga: IBL Tolak Wacana Kompetisi Musim 2020 Dilanjutkan Tanpa Penonton