Marco Motta Ceritakan Momen Ramadan Di Negara Mayoritas Muslim

By Wila Wildayanti - Sabtu, 23 Mei 2020 | 20:00 WIB
Bek kanan Persija Jakarta, Marco Motta. (MUHAMMAD ALIF AZIZ/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Bek Persija Jakarta, Marco Motta, menceritakan momen pertamanya merasakan bulan Ramadan di negara dengan mayoritas warga muslim.

Marco Motta memang untuk pertama kalinya membela klub di Asia dan Persija Jakarta menjadi pilihannya untuk berkarier.

Marco Motta juga baru pertama kali merasakan hidup di tengah masyarakat yang mayoritas muslim.

Tentu saja tahun ini menjadi momen yang berbeda untuk Marco Motta selama ia berkarier di dunia sepak bola.

Baca Juga: BWF Diminta Beri Hadiah Uang untuk Peraih Emas Kejuaraan Dunia

Pemain sepak bola profesional asal Italia itu tentu merasakan sensasi berbeda karena saat ini ia berada di negara yang mana masyarakatnya menjalankan ibadah puasa.

Selama berkarier di sepak bola Eropa, tentu saja momen seperti ini jarang dirasakan oleh pemain berusia 34 tahun tersebut.

Dengan merasakan momen tersebut, Motta pun tak segan mengungkapkan bagaimana menyenangkannya karena ia mendapatkan pengalaman baru.

Motta bisa menyaksikan bagaimana selama satu bulan penuh masyarakat menjalankan ibadah puasa.

Setelah itu masyarakat muslim juga bakal menyambut Hari Raya Idul Fitri seusai berpuasa selama sebulan penuh.

“Ini pertama kali dalam karier saya berada di tengah-tengah negara yang mayoritas masyarakatnya musilm,” kata Marco Motta sebagaimana dilansir BolaSport.com dari laman Persija.

Baca Juga: Jadi Staf Shin Tae-yong, Begini Perjalanan Karier Yoo Jae-hoon di Indonesia

Marco Motta mengatakan bahwa musim ini juga ia bermain dengan rekan setim yang memang mayoritas memeluk agama Islam.

“Saya juga bermain dengan pemain-pemain muslim di kompetisi musim ini,” ujar mantan pemain Juventus tersebut.

Motta menghormati masyarakat Indonesia yang tetap bersemangat di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

Motta respek karena masyarakat Indonesia tetap fokus berpuasa meski tengah ada pandemi virus corona ini.

“Saya tahu situasi ini tidak mudah. Saya respek dengan kultur dan budaya di sini,” tutur Motta.