Eks Pelatih Bongkar Kekejaman Barcelona, Tak Peduli Main Cantik dan Hanya Fokus Mengejar Gelar

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Sabtu, 30 Mei 2020 | 19:10 WIB
Mantan pelatih Barcelona, Gerardo Tata Martino bersama sang megabintang klub, Lionel Messi. (TWITTER.COM/TRKSPORTS)

BOLASPORT.COM - Gerardo "Tata" Martino mengungkapkan betapa kejamnya Barcelona yang hanya berfokus mengejar banyaknya gelar.

Gerardo Martino sempat menjadi pelatih Barcelona pada musim 2013-2014.

Martino ditunjuk oleh manajemen Barcelona untuk menggantikan pelatih sebelumnya, Tito Vilanova.

Namun, akhir-akhir ini, pria yang sering dipanggil Tata Martino ini mengungkapkan bahwa melatih Barcelona tahun terburuk sepanjang kariernya.

Dilansir oleh BolaSport.com dari Sportskeeda, Martino didatangkan oleh Barcelona pada awal musim 2013-2014.

Baca Juga: Tottenham Hotspur Siapkan Rp144 Miliar untuk Pinjam Philippe Coutinho dari Barcelona

Kedatangan pelatih asal Argentina ini disinyalir karena saran dari megabintang Barcelona, Lionel Messi.

Martino dikenal sebagai pelatih yang mempunyai ciri khas permainan menyerang dan cepat.

Debutnya bersama Blaugrana berakhir manis ketika berhasil menggilas Levante dengan tujuh gol tanpa balas.

Bahkan, dalam laga El Clasico pertama Martino, pelatih 57 tahun itu berhasil memenangkannya dengan skor tipis 2-1.

"Bagi saya, El Clasico melawan Real Madrid adalah kunci, kami menang 2-1 di kandang," ujar Martino.

Baca Juga: Meski Salip Posisi Lionel Messi, Cristiano Ronaldo Tetap Bukan Atlet Terkaya di Dunia

"Gol kedua diciptakan dengan kemampuan berlari yang luar biasa, yang tidak selalu dilakukan oleh Barcelona," ucap Martino menambahkan.

Martino juga dikenal sebagai pelatih yang mampu membuat lini serang tim asal Catalunya itu semakin tajam.

"Tapi aku tahu bahwa ada banyak hal yang bisa aku tambahkan ke dalam tim itu dan tidak mencegah pemain untuk menembus ruang yang kosong," kata Martino.

Akan tetapi, perpaduan permainan menyerang dan Tiki Taka ala Martino tak cukup ampuh memberikan gelar bagi Barcelona.

Selama semusim menangani Barcelona, Martino hanya mampu memberikan gelar Piala Super Spanyol.

Baca Juga: Ingin Gabungkan Lautaro Martinez dan Lionel Messi di Barcelona? Eits Tak Semudah Itu!

Bahkan, Lionel Messi dkk harus tersingkir dari Liga Champions usai kalah 1-2 dari Ajax Amsterdam.

Tak hanya berhenti di situ, Barcelona harus mengalah dari Atletico Madrid dalam perburuan gelar Liga Spanyol.

Hal tersebut menjadi catatan buruk bagi mantan pelatih Newell's Old Boys tersebut.

Terlebih lagi, menurut Martino, pendukung dan manajemen Barcelona tidak peduli seberapa cantik permainan klub.

Namun, mereka lebih peduli dengan jumlah trofi yang dimenangkan oleh klub dalam satu musim.

Baca Juga: Drama Transfer Kai Havertz, Barcelona dan Liverpool Saling Sikut

"Dari sisi hasil, itu bukan tahun yang buruk. Kami memenangkan Pial Super dan kami memainkan final, tapi di Barcelona yang penting adalah berapa banyak gelar yang Anda menangkan," tutur Martino.

Martino juga mengaku bahwa dirinya tak diberikan kebebasan oleh manajemen Barcelona untuk mengelola klub secara penuh.

Seluruh keputusan klub harus diambil dan berdasarkan keputusan manajemen.

Hal itulah yang membuat Martino menyebut melatih Barcelona adalah tahun terburuknya.

"Namun, saya mengatakan bahwa itu adalah tahun terburuk saya karena kontribusi saya sebagai pelatih dimulai dan berakhir dengan manajemen tim," ucap Martino.

Baca Juga: Kebijakan Pergantian 5 Pemain Rugikan Bacelona, Ini Alasannya

Pelatih kelahiran Rosario, Argentina itu akhirnya dipecat di akhir musim dan digantikan oleh Luis Enrique.

Enrique berhasil membawa Barcelona meraih treble winner dengan memoles strategi dan sistem yang dibangun oleh Martino menjadi lebih mematikan.