Curhat Firman Utina Sempat Ditolak Karena Postur Badan Kecil

By Ibnu Shiddiq NF - Minggu, 7 Juni 2020 | 16:45 WIB
Playmaker elegan Firman Utina saat masih berseragam Persib pada musim 2014.

BOLASPORT.COM - Eks gelandang Persib Bandung, Firman Utina mengungkapkan pengalaman menarik pada awal meniti karir sebagai pesepak bola profesional.

Publik Indonesia khususnya Bandung mungkin tak asing dengan nama Firman Utina.

Saat membela Maung Bandung, pemain yang identik dengan nomor punggung 15 itu banyak menyumbangkan sederat gelar juara secara beruntun.

Mulai dari Juara ISL 2014, Piala Walikota Padang 2015, dan Piala Presiden 2015.

Firman juga sempat membela berbagai klub lainnya, seperti Sriwijaya FC, Persita Tangerang, Arema Malang, hingga Persija Jakarta

Pemain asal Manado itu memutuskan gantung sepatu pada tahun 2017 seusai membawa Bhayangkara FC juara Liga 1.

Baca Juga: Gacor di Persib, Wander Luiz Bisa Catatkan Rekor Liga Indonesia

Sebelum menginjakkan karir sebagai pesepak bola profesional, Firman pernah mengalami kejadian menarik.

Saat itu Firman masih berumur 17 tahun dan menjadi bagian klub Asal Manado, Persma Junior.

Setelah sebelumnya sempat mengikuti Piala Soeratin di Jepara, itu ia terpilih untuk dipanggil seleksi Pra PON.

Namun, sayangnnya ia gagal dipiliih lantaran postur tubuhnya tidak memenuhi kriteria pelatih Pra PON saat itu.

"Dulu itu kan masing-masing pelatih mempunyai karakter yang berbeda-beda, ada yang ingin pemainnya tinggi, berbadan kekar, " ucap Firman Utina dikutip BolaSport dari Youtube Ricky Nelson Coaching.

"Belum sampai lapangan dan berkumpul, saya sudah dicoret terlebih dahulu, karena badan saya kecil,"

"Saat baru masuk, postur saya dinilai tak tinggi dan langsung disingkirkan oleh pelatih saat itu Almarhum Ari Kussoy," lanjutnya.

Setelah dicoret Firman memilih tak pulang dan hanya duduk-duduk di pingir lapangan.

Saat itu juga para pemain Pra Pon dan Persma Senior menggelar latihan di Stadion Klabat.

"Dulu Stadion Klabat dibagi menjadi dua, setengahnya untuk latihan pemain Pra PON dan setengahnya untuk Persma senior," ujarnya.

Rupanya pelatih Persma senior waktu itu, Benny Dollo memperhatikan Fiman Utina.

Benny sempat tanyakan mengapa Firman hanya menonton saja.

Hingga akhirnya Benny pun mengetahui Firman tidak lolos seleksi Pra Pon dan menawarinya berlatih dengan para pemain senior Persma.

Kala itu Persma merupakan salah satu kontestan divisi utama Liga Indonesia.

"Saya ditawari om Benny selama seminggu kurang lebih," ujar mantan pemain Timnas Indonesia itu.

Baca Juga: Susah Cari Pemain Timnas, Ratu Tisha Sebut Sumber Daya Sepak Bola Indonesia Masih Kurang

"Tak selang lama terdapat kejadian, pemain Persma Francis Wewengkang pindah ke Persija Jakarta,"

"Mulai dari situ, saya yang saat itu masih kelas dua SMA ditawari om Benny menjadi bagian Persma Senior sekaligus pemain sepak bola profesional, " tutupnya.

Semusim berikutnya, Firman dibawa Benny Dollo memperkuat Persita Tangerang.

Karirnya kian melejit setelah semusim setelah membawa Arema Malang menjadi runner up Liga Indonesia tahun 2005.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Federasi sepak bola Indonesia (PSSI) dikabarkan memecat delapan orang yang bekerja di bawah kesekjenan pada Sabtu (6/6/2020). Sebelum memecat kedelapan orang tersebut, Ratu Tisha terlebih dahulu megundurkan diri dari Sekjen PSSI pada pertengahan April 2020. Mundurnya Ratu Tisha membuat Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menunjuk Yunus Nusi untuk menjabat sebagai Plt Sekjen PSSI. Di bawah Yunus Nusi ada Maaike Ira Puspita selaku adik ipar Mochamad Iriawan yang menjabat sebagai wakil Sekjen PSSI. Rencananya PSSI akan mencari orang yang tepat untuk menjabat sebagai sekjen. Baca selengkapnya di Website Bolasport.com #PSSI #bolasportcom #bolastylo #bolanas #juaradotnet #superballid #sportfeat #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on