Begini Kata Dirut IBL soal Biaya Tes PCR jika Kompetisi Dilanjutkan

By Wila Wildayanti - Sabtu, 27 Juni 2020 | 05:45 WIB
Satria Muda Pertamina Jakarta mengalahkan Prawira Bandung pada pertandingan seri III Indonesian Basketball League (IBL) musim 2020 di Mahaka Square, Jakarta, Sabtu (1/2/2020) . (LARIZA OKY ADISTY/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Direktur Utama Liga Bola Basket Indonesia (IBL), Junas Miradiarsyah, mengatakan untuk saat ini operator masih mengupayakan agar tes PCR (Polymerase Chaine Reaction) ditanggung pihak swasta.

Kompetisi IBL 2020 rencananya bakal dilanjutkan September mendatang dengan menerapkan protokol kesehatan.

Untuk itu, sebagai syarat IBL 2020 dilanjutkan maka seluruh klub diwajibkan untuk melakukan tes PCR (Polymerase Chaine Reaction).

Sebelumnya PP Perbasi dalam panduan protokol kesehatan memwajibkan para pemain, pelatih, dan ofisial, yang terlibat di IBL 2020 untuk melakukan tes PCR.

Baca Juga: David Luiz KW Putuskan untuk Tinggalkan Arsenal, Barcelona dan Real Madrid Minat?

Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), disaat IBL 2020 kembali digulirkan.

Junas Miradiarsyah mengatakan bahwa dari Gugus Tugas menyatakan bahwa untuk semua pemain harus benar-benar dalam keadaan sehat apabila kompetisi dilanjutkan.

Untuk hal itu, Gugus Tugas meminta agar tes itu dilakukan melalui tes PCR karena itu dinilai lebih akurat.

“Untuk atlet terutama tadi disampaikan untuk yang bermain apalgi basket dan sepak bola harus dipastikan yang bermain sehat dan sehat,” kata Junas kepada wartawan.

“Untuk membuktikannya tidak bisa rapid karena rapid cuma untuk deteksi awal apalagi rapid masih ada faktor margin eror. Jadi memang harus PCR,” ucapnya.

Tentu saja sebagai operator Junas mengatakan ingin yang terbaik, sehingga saat ini pihaknya tengah mengupayakan agar kewajiban tes PCR nantinya bisa ditanggung oleh pihak swasta.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi konsekuensi biaya yang mesti ditanggung baik oleh penyelenggara maupun klub.

Apalgi nantinya, IBL 2020 rencananya digelar tanpa adanya penonton, sehingga pemasukan pun hilang.

Tak hanya itu, untuk tes juga harus dilakukan sebelum kompetisi diimulai dan bakal berkala selama sepekan saat kompetisi sedang berlangsung.

Tentu saja untuk itu sangat beratapabila harus ditanggung oleh klub karena untuk tes PCR bisa dibilang cukup mahal.

Perkiraan untuk tes PCR dengan asumsi sekali tes membutuhkan Rp2 juta maka untuk satu klub dalam sekali tes tentu akan mengeluarkan banyak biaya.

Baca Juga: Tak Berbeda dari Klub Lain, Bhayangkara FC Tunggu Kepastian Jadwal Liga 1

Sehingga Junas pun mengharapkan bakal ada pihak swasta yang bisa mendukung keberlanjutannya IBL 2020 tersebut.

“Kami harapkan apabila ada pihak baik pemerintah ataupun swasta yang bisa mendukung tentu bisa lebih bagus lagi,” ucapnya.

“Baik untuk liga maupun klub. Kami masih berupaya buka komunikasi dengan pihak-pihak yang punya fasilitas tersebut. Tes juga kan dilakukan setiap akan bertanding,” tutur Junas.

Namun, untuk kelanjutan tersebut Junas mengungkapkan bahwa pihaknya bakal melakukan rapat lagi bersama klub-klub peserta.

“Kami juga akan berbicara bersama klub dan kami saat ini masih mengumpulkan informasi juga,” katanya.