UFC 251 - Kamaru Usman Sedih Tidak Ada Kehadiran Sang Ayah di Oktagon

By Muhamad Husein - Minggu, 12 Juli 2020 | 17:05 WIB
Petarung UFC asal Nigeria, Kamaru Usman. (TWITTER.COM/UFC)

BOLASPORT.COM - Juara kelas welter, Kamaru Usman, merasa sedih karena ayahnya tidak bisa menonton secara langsung pertandingannya di UFC 251.

Kamaru Usman berhasil mempertahankan sabuk juara kelas welter dari Jorge Masvidal pada UFC 251 di Fight Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (12/7/2020) pagi WIB.

Kamaru Usman berhasil mengalahkan Jorge Masvidal dalam drama lima ronde melalui kemenangan angka mutlak.

Kemenangan atas Masvidal rupanya tidak terasa lengkap bagi Usman.

Baca Juga: Gavin Kwan Antusias Sambut Wacana Bali United Gelar Latihan Gabungan

Pasalnya, Usman merasa sedih karena ayahnya, Muhammed, tidak dapat hadir untuk melihatnya bertanding secara langsung.

Menurut ESPN, Muhammed baru saja dibebaskan dari penjara pada bulan Februari lalu setelah menjalani hukuman selama hampir 10 akibat kasus penipuan.

Muhammed selama ini mengikuti kiprah Usman melalui siaran televisi dari balik jeruji.

Malang bagi Muhammed, kesempatan untuk menonton anaknya bertanding tak kesampaian karena pandemi covid-19.

Baca Juga: UFC 251 - Kalah dari Kamaru Usman, Jorge Masvidal Tak Mau Cari Alasan

Pembatasan yang dilakukan memaksa Muhammed kembali menonton Usman bertanding dari televisi meski kali ini dilakukan di kediaman pribadinya.

"Ini seharusnya menjadi momen ayah saya bisa melihat perjuangan anaknya di pentas dunia setelah keluar dari penjara," kata Usman, dilansir BolaSport.com dari Dailymail.co.uk.

"Saya bahagia dia masih bisa melihat saya dari rumah, tapi akan sangat berarti jika dia ada di sini bersama saya," tambahnya.

Selain rindu dengan kehadiran ayahnya, Usman juga sedikit kecewa karena tidak mendapatkan dukungan dari penonton di tribune,

UFC tidak membuka pintu bagi penonton demi menjaga keamanan dan keselamatan venue dari penyebaran Covid-19.

Usman menyampaikan situasi pertarungan yang dihadapinya sangat berbeda, karena tidak ada teriakan dari penonton usai memetik kemenangan.

"Tapi sekarang Anda memiliki lawan yang memukul dan berbicara kepada Anda, membuatnya tahu dominasinya atas Anda. Ini cara baru untuk menghancurkan mental seseorang," ujarnya.

'Ketika Anda mengalahkan mereka dari awal sampai akhir, itu bisa menghancurkan mereka dari dalam dan mengambil sesuatu yang tidak akan pernah bisa direbut kembali."

Baca Juga: Bermain Lebih Hebat, Atalanta Seharusnya Menang Atas Juventus