Liga 1 2020 Tetap 2 Putaran, PSSI Dinilai Tak Mau Belajar dari Vietnam dan Thailand

By Hugo Hardianto Wijaya - Selasa, 14 Juli 2020 | 11:45 WIB
Logo Persebaya. (NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Sekretaris Persebaya Surabaya, Ram Surahman, menilai PSSI tak belajar dari Vietnam dan Thailand yang hanya menggunakan sistem satu putaran di liga meski tingkat Covid-19 sangat rendah.

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah resmi memutuskan untuk memulai kembali Liga 1 2020 pada 1 Oktober mendatang.

Kompetisi tetap akan berjalan penuh dengan menggunakan sistem dua putaran dan dipusatkan di Pulau Jawa.

Keputusan untuk tetap melanjutkan liga dengan dua putaran lantas dipertanyakan oleh Persebaya Surabaya.

Baca Juga: Pol Espargaro Terima Mandat Bungkam Marc Marquez

Meningat, masih tersisa 279 laga yang harus digelar dalam kurun waktu lima bulan saja, sejak 1 Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021.

Normalnya, kompetisi membutuhkan waktu selama 6-7 bulan untuk menyelesaikan dua putaran.

Sekretaris Persebaya Surabaya, Ram Surahman, menilai PSSI tak mau belajar dari negara-negara tetangga.

Negara-negara seperti Vietnam dan Thailand dengan tingkat penyebaran Covid-19 rendah tetap memutuskan untuk menggelar liga dengan sistem satu putaran saja.

Baca Juga: Tembus 50 Gol di Liga Inggris, Anthony Martial Masih Kalah Jauh dari Thierry Henry

Sementara Indonesia yang penambahan kasus per harinya terus meningkat justru tetap kukuh menggunakan sistem double round robin.

"Karena sistem kompetisi (mereka) berubah. Sesuai yang saya baca, Thailand tidak lagi kompetisi penuh, jadi cuma menuntaskan putaran pertama saja," kata Ram dilansir Bolasport.com dari Kompas.

"Vietnam saja juga menggunakan sistem itu, padahal Vietnam itu justru lebih layak menggunakan sistem kompetisi penuh kalau melihat grafik kasus pandemi di sana," tambahnya.

Baca Juga: Kante Akan Absen Saat Jumpa Norwich, Namun Siap Dimainkan di Piala FA

Ram pun mengingatkan bahwa sepak bola Indonesia masih memiliki sejumlah agenda besar yang kiranya bertabrakan dengan jadwal liga.

Beberapa agenda itu seperti persiapan timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala AFF 2020.

Belum lagi PSSI masih harus menyiapkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021.

"Artinya, pilihan untuk menggunakan sistem kompetisi penuh ini apakah sudah dipikirkan oleh LIB. Belum lagi nanti akan bertabrakan dengan agenda timnas, apakah sudah diantisipasi," ucap pria asal Surabaya itu.

Baca Juga: Gareth Bale Kembali Berulah di Bench! Kali ini Lebih Konyol Lagi

"Ini kan seperti kejar waktu, nanti kalau umpanya terjadi hal tidak menginginkan seperti pertandingan tertunda atau tidak dilaksanakan, bagaimana?" katanya.

Rentetan persoalan yang belum terjawab itu menjadi alasan bagi Bajul Ijo yang tak kunjung beraktivitas.

Tak seperti tim-tim lain, Persebaya belum menunjukkan kesibukan apapun dalam mempersiapkan kembalinya Liga 1 2020.

Ram menyebutkan bahwa pihaknya masih membutuhkan penjabaran teknis pelaksanaan Liga 1 2020 secara jelas dan mendetail yang bisa menjamin keamanan dan keselamatan timnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Manchester United tak jarang berani mengeluarkan dana yang begitu besar untuk membeli satu pemain dengan nama mentereng. Salah satu contohnya adalah pembelian Bruno Fernandes yang menelan biaya cukup tinggi, yakni 60 juta euro. Selain Fernandes, masih banyak lagi pembelian pemain dengan harga tinggi yang dilakukan oleh Manchester United. Akan tetapi, tidak semua transfer yang dibuat Setan Merah membuahkan hasil yang positif. Dan daftar sepuluh pemain diatas merupakan pembelian yang gagal menghidupkan ekspektasi Manchester United meski didatangkan dengan harga yang tidak murah. #manutd #ligainggris #premierleague #bolasport #bolastylo #sportfeat #bolanas #superballid #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on