Dituduh Rasialis ke Neymar, Alvaro Gonzalez Diancam Mau Dibunuh

By Raka Kisdiyatma Galih - Selasa, 15 September 2020 | 10:00 WIB
Penyerang Paris Saint-Germain, Neymar, berdebat dengan bek Olympique Marseille, Alvaro Gonzalez, dalam laga Liga Prancis di Stadion Parc des Princes, Minggu (13/9/2020). (TWITTER.COM/GLOBOESPORTECOM)

Komite Disiplin Liga Prancis (LFP) dikabarkan sudah turun tangan untuk menyelidiki tuduhan pelecehan rasialis.

Sementara itu, kubu Marseille telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait kejadian yang menimpa Alvaro.

Baca Juga: Barcelona Gigit Jari, Agen Lautaro Martinez Jawab Masa Depan Klien di Inter Milan

Klub berjuluk l'Oheme itu menyatakan bahwa bek asal Spanyol itu tidak melakukan tindakan rasialis seperti yang dituduhkan oleh Neymar.

Marseille kemudian menegaskan bahwa pihaknya akan kooperatif dengan LFP dalam penyelidikan kasus tersebut. 

Marseille juga mengutuk keras terhadap penyebaran nomor telepon pribadi Alvaro di Brasil yang menyebabkan sang pemain mendapat teror berupa ancaman pembunuhan.

"Olympique de Marseille bangga dengan kemenangan kompetitif kemarin atas Paris Saint-Germain. Kemenangan ini, diperoleh dengan cara yang adil, dimainkan di lapangan berkat komitmen dan dedikasi para pemain kami, yang mampu menerapkan strategi yang tepat dan rencana permainan," tulis pernyataan resmi klub.

"Alvaro Gonzalez tidak rasis, seperti yang dia tunjukkan melalui perilaku sehari-harinya sejak bergabung dengan klub, dan seperti yang telah dikonfirmasi oleh rekan satu timnya. Klub tetap berada di bawah kendali komite disiplin untuk bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan semua peristiwa. yang terjadi di pertandingan, dan 24 jam berikutnya."

"Kontroversi ini serius dan telah menghasilkan konsekuensi serius. Klub mengutuk penyebaran nomor telepon pribadi Alvaro Gonzalez dan kerabatnya di media dan jaringan sosial Brasil dalam semalam sehingga menimbulkan pelecehan terus menerus, termasuk ancaman pembunuhan."

"Olympique Marseille adalah simbol anti-rasisme dalam olahraga profesional Prancis, mengingat sejarahnya dan kota Marseille, yang keberagamannya berdiri kokoh dalam perjuangan tanpa henti melawan rasialis," bunyi penutup pernyataan tersebut.