Gelandang Tira Persikabo: Mau Bagaimana lagi, Nasi Sudah jadi Bubur

By Ibnu Shiddiq NF - Senin, 5 Oktober 2020 | 13:15 WIB
Pemain Tira Persikabo, Gustur Cahyo Putro (kanan), berlatih jelang laga kontra Persita Tangerang di Shopee Liga 1 2020. (Istimewa/Warta Kota)

BOLASPORT.COM - Gelandang sayap Tira Persikabo, Gustur Cahyo Putro menyayangkan batal bergulirnya Liga 1 2020 yang sudah di depan mata.

Seperti diketahui, PSSI telah memutuskan untuk menuda kasta tertinggi sepak bola hingga November mendatang.

Jelang tiga hari kick-off, federasi belum mengantongi izin menggelar perantindan dari Polri.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Rekor Buruk Persib Bandung Terus Berlanjut

Menyikapi hal itu, gelandang Tira Persikabo, Gustur Cahyo mengaku sangat memendam kekecewaan yang tinggi.

Padahalnya timnya, sudah jauh-jauh hari mempersiapkan segalnya guna mengarungi Liga 1.

Tim laskar Padjajaran tersebut menjadi yang pertama mengumpulkan pemain untuk berlatih bersama sejak Juli lalu.

Penerapan protokol pun dilakasanakan secara disiplin. Tira Persikabo bahkan telah melakukan rapid tes dan tes swab sebanyak 6 kali.

Gustur juga mempertanyakan mengapa kompetisi sepak bola yang sudah memprioritaskan keselamatan dan kesehatan masih belum mendapat izin.

"Menurut saya diundurnya Liga 1 2020 ini sangat disayangkan ya. Apalagi di luar sana banyak kegiatan yang sudah dijalankan," ujarnya dikutip BolaSport dari TribunnewsBogor.

Baca Juga: VIDEO - Kebobolan 6 Gol, De Gea Juga Kena Sliding Bek Manchester United

"Bahkan kegiatan lain di luar sana mengundang banyak orang. Sedangkan sepak bola yang menurut saya sudah menerapkan protokol kesehatan, rapid test, swab test dan lainnya. Bahkan tidak ada penonton, sangat disayangkan jika penyelenggaraan tidak diizinkan," tambahnya.

Kendati demikian, Gustur berupaya tetap berpikir positif karena menurutnya pandemi di Indonesia memang tidak bisa diperkirakan.

Untuk itu, mantan pemain PSIS Semarang itu lebih menyibukkan diri menjaga kondisi tubuhnya agar tetap dalam kondisi yang prima.

"Tapi mau bagaimana lagi? Nasi telah menjadi bubur. Kompetisi harus ditunda selama satu bulan. Kalau psikis tidak terpengaruh sih. Saya berpikir positif saja, mungkin ada sesuatu hal yang tidak bisa dipaksakan," ungkapnya.