Madura United Beri Waktu PSSI dan PT LIB Tentukan Nasib Liga 1 2020

By Wila Wildayanti - Rabu, 7 Oktober 2020 | 13:30 WIB
Logo Madura United. (NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM)

 

BOLASPORT.COM - Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), Zia Ul Haq, memberikan waktu kepada PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) hingga pertengahan Oktober mendatang untuk menentukan nasib Liga 1 2020.

Madura United tak berbeda dari klub Liga 1 yang lain dalam menunggu PSSI dan PT LIB agar segera memberikan keputusan pasti terkait kelanjutan kompetisi.

Madura United dan beberapa klub Liga 1 saat ini bahkan masih menjalani latihan untuk persiapan menghadapi kompetisi walaupun beberapa klub lain telah memilih meliburkan para pemain.

Tim berjulukan Sape Kerrab itu bakal tetap menjalani latihan hingga pekan depan untuk tetap menjaga kondisi dan mental pemain.

Baca Juga: Nasib Kompetisi Liga Domestik Negara-negara ASEAN di Tengah Pandemi

"Kami masih menjalani latihan dan belum membubarkan tim. Kami bahkan juga tak mengistirahatkan tim sampai hari ini," kata Zia Ul Haq kepada BolaSport.com.

"Jadi untuk libur cuma satu atau dua hari," ucapnya.

Tim asuhan Rahmad Darmawan itu memilih tetap menjalani latihan hingga ada keputusan pasti dari PSSI dan PT LIB terkait Liga 1 2020.

Tetapi, Zia Ul Haq mengatakan pihaknya juga akan tetap realistis, yang mana Madura United memberikan waktu kepada PSSI dan PT LIB.

Madura United memberikan waktu paling lama sampai pertengahan Oktober untuk PSSI dan PT LIB supaya memberikan kepastian Liga 1 bakal dihentikan total atau tetap berjalan.

"Kami masih menunggu keputusan pasti dari PSSI," ujar Zia.

"Kami tentunya akan bersikap realistis. Kami masih akan menunggu keputusan resmi dari PSSI pada minggu ini dan maksimal sampai pertengahan bulan," katanya.

Baca Juga: French Open 2020 - Lolos ke Semifinal, Rafael Nadal Dekati Rekor Roger Federer

Menurut Zia, kepastian harus diberikan agar klub-klub tak mengalami kerugian yang terus berkepanjangan.

Untuk menentukan nasib Liga 1 2020 sendiri, Zia berpesan agar federasi dan operator kompetisi membuat keputusan dengan hati-hati agar kompetisi pada akhirnya tidak hanya menjadi ajang lelucon untuk masyarakat Indonesia.

"Mengapa kami harus segera mendapatkan kabar kepastian? Kompetisi ini jangan sampai menjadi kompetisi yang dalam tanda kutip 'abal-abal'. Jadi harus dipikirkan dan diputuskan dengan matang," tutur Zia.