Pelatih Persib Awal Suka Arsenal Sekarang Jadi Fans Liverpool

By Ibnu Shiddiq NF - Jumat, 23 Oktober 2020 | 06:00 WIB
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts. (KRIS ANDIEKA/VIKINGPERSIB.CO.ID)

BOLASPORT.COM - Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts secara terang-terangan mengakui penggemar klub Ajax dan Liverpool.

Pelatih asal Belanda itu sebelumnya memang dikenal hanya menyukai satu klub saja yakni, Ajax Amsterdam.

Ia mengaku menjadi fans Ajax karena merupakan klub kota di mana dirinya dilahirkan.

Selain itu, Alberts adalah salah satu produk jebolan klub yang bermarkas di Stadion Johan Cruyff Arena tersebut.

Baca Juga: Filosofi Permainan Persib Bandung Musim Ini Meniru Liverpool

Namun, mantan pelatih PSM Makassar dan Arema itu tak menampik pernah menyukai klub lain yang berkompetisi di Liga Inggris.

Sewaktu kecil, Alberts sempat mengagumi Arsenal dan Leeds United.

Alasannya sederhana, kedua tim di atas sama-sama mengusung sepak bola menyerang atraktif.

"Saya fans dari tim yang memainkan sepak bola yang bagus, ketika Arsenal menjadi tim teratas dengan permainan sepak bolanya, saya memfavoritkan mereka," tutur Alberts dikutip BolaSport dari Kompas.

Hanya saja, rasa cintanya dengan Arsenal dan Leeds tak bertahan lama seperti Ajax Amsterdam.

Kedua tim itu tergeser dengan keberadaan Liverpool selama diarsiteki Jurgen Klopp.

"Saya tidak menyukai satu tim saja dalam waktu yang lama, tapi jika ditanya tim yang paling disukai, nomor satu tentunya Ajax, lalu Liverpool," ujarnya.

ESPNFC
Reaksi pelatih Liverpool, Juergen Klopp.

Baca Juga: Penyerang Asing Persib Ingin Manfaatkan Momen Libur Tim dengan Baik

Robert Alberts bahkan mempunyai keinginan timnya saat ini bisa bermain layakya The Reds julukan Liverpool.

Dirinya sampai meniru filosofi permainan Jurgen Klop yang disebut Heavy Metal Football.

Di bawah kendali Jurgen Klopp, Liverpool disulap menjadi klub yang paling membahayakan di dunia.

Liverpool bermain menyerang dengan mengandalkan pressing dan counter-pressing yang agresif.

"Saya lebih fokus melihat tim yang fokus pada permainan menyerang dan Liverpool melakukan itu."

"Filosofi sederhana tapi para pemain paham betul apa yang harus mereka lakukan bersama-sama dan itu sangat menyenangkan untuk ditonton," tutup Alberts.