Persik Kediri Pertanyakan PT LIB soal Pembayaran Hak Komersial Klub

By Ibnu Shiddiq NF - Kamis, 5 November 2020 | 15:30 WIB
Logo Persik Kediri. (NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Manajemen Persik Kediri mendesak PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 segera memberikan hak komersil klub.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Klub Persik Kediri Abdul Hakim Bafagih di Kediri, Rabu (5/11/2020).

Menurut Hakim, PT LIB wajib menyerahkan komersil klub, meskipun belum ada kejelasan kompetisi akan bergulir.

"Seharusnya hak komersial diberikan sebelum kompetisi. Jika tidak, itu menunjukkan PT LIB belum bisa memberikan jaminan kompetisi berjalan sesuai jadwal," kata Hakim dilansir dari Antara.

Baca Juga: Persita Tangerang Izinkan Pemain Ikut Tarkam Selama Liga 1 Ditunda

Seperti diketahui bersama, kompetisi Liga 1 kembali mengalami penundaan hingga Februari 2021.

Hanya saja, PT LIB hingga kini belum memberikan jaminan bahwa kompetisi pasti berjalan tahun depan.

Terkait kelangsungan kompetisi tercatum dalam surat yang dikirimkan kepada klub bernomor 394/LIB-KOM/XI/2020 yang berisi delapan poin keputusan.

"Kami masih menilai beberapa poin belum bisa memberikan kepastian kelanjutan kompetisi," ujar Hakim.

Pemberian hak komersil klub tertuang dalam poin keenam yang di mana menurut Hakim terdapat sejumlah keganjalan.

Disebutkan bawah setiap klub akan menerima hak komersil bulan Oktober 2020 hingga Januari 2021 sebesar 25 persen dari Rp 800 per bulan.

Kendati demikian, pembayaran hak komersil dilakukan saat kompetisi akan berjalan.

Baca Juga: Menghilang dari Starter, Eks Pemain Persib dan Timnya Masih Pimpin Klasemen Liga Singapura

Manajemen persik tidak ingin mengulangi rogoh kocek besar untuk persiapan kompetisi yang ujung-ujungnya batal.

"Selama persiapan tim, klub mengeluarkan biaya yang tidak kecil. Jadi jangan sampai anggaran klub hanya habis untuk persiapan tetapi kompetisinya tidak berjalan," kata pria yang menjabat anggota DPR RI tersebut.

Hakim menambahkan, semoga PSSI dan PT LIB mampu merancang segalanya secara detail agar klub-klub tidak dirugikan, terlebih saat klub juga minim pemasukan.

"Kita harus membiasakan perencanaan jangka panjang, sehingga klub memiliki program yang bisa dirancang jauh-jauh hari," kata Hakim.