Skandal Laporan Palsu dalam Kasus Kematian Diego Maradona

By Ade Jayadireja - Minggu, 29 November 2020 | 09:55 WIB
Kenangan ketika Diego Maradona dan Sergio Aguero sama-sama menyaksikan laga Klub Uni Emirat Arab, Al Wasl. (TWITTER.COM/EL_PULAJ)

Gisela dipaksa oleh Medidom, perusahaan medis tempat psikiater dan psikolog tersebut bekerja, untuk bilang kepada pihak penyelidik bahwa dirinya telah mengecek kondisi Maradona saat pagi hari.

Padahal, Gisela tidak melakukan pemeriksaan dan tak masuk ke kamar.

Dia memang mendengar pergerakan Maradona di kamar, tetapi tidak masuk ke dalamnya.

Baca Juga: Real Madrid Kebanyakan Giveaway Penalti ke Tim Lawan di Liga Spanyol

Sebuah laporan juga datang dari pukul 11:55 saat kunjungan Cosachov dan Diaz.

"Setelah mengetuk pintu berkali-kali, pasien tidak merespons. Pada pukul 12.10, pasien tidak memiliki denyut nadi. PCR dasar dilakukan," bunyi laporan tersebut.

Sebelum mengembuskan nafas terakhir, Maradona meminta kepada keluarga agar tubuhnya dibalsam ketika meninggal.

Dia jadi orang Argentina keempat yang diawetkan dengan cara tersebut.

Sebelumnya ada Jose de San Martin (mantan jenderal), Juan Domingo Peron (eks presiden), dan istri Peron.