Alami Krisis Finansial karena COVID-19, Arsenal Terpaksa Berutang Rp2,3 Triliun

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Jumat, 8 Januari 2021 | 09:30 WIB
Arsenal terpaksa harus berhutang sebesar Rp2,3 triliun karena mengalami krisis finansial selama pandemi COVID-19. (TWITTER.COM/OPTAJOE)

Kabarnya, Arsenal harus mengambil utang sebesar 120 juta pounds atau sekitar Rp2,3 triliun dari Bank of England.

Pinjaman tersebut merupakan fasilitas pembiayaan perusahaan Covid (CCFF) dari Bank of England.

Baca Juga: Arsenal Diperingatkan Agar Kasus Serge Gnabry Tak Terulang pada Emile Smith Rowe

TWITTER.COM/PREMIERLEAGUE
Para pemain Arsenal merayakan gol yang dicetak Kieran Tierney ke gawang West Bromwich Albion, Sabtu (2/1/2021).

Pembiayaan tersebut merupakan fasilitas yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan besar dengan pengaruh besar di Inggris.

Arsenal harus mengembalikan pinjaman sekaligus bunganya pada Mei 2021 mendatang karena pinjaman ini bersifat jangka pendek.

"Ini adalah pendekatan yang mirip dengan yang diambil oleh berbagai organisasi besar di banyak industri termasuk olahraga, dan dibayarkan kembali pada Mei 2021," bunyi pernyataan resmi Arsenal.

"CCFF dirancang untuk menyediakan pembiayaan jangka pendek dengan nilai komersial selama pandemi bagi perusahaan yang memiliki peringkat investasi yang kuat dan yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Inggris."

"CCFF merupakan tambahan dari pinjaman yang diberikan oleh pemilik kami, Kroenke Sports and Entertainment, yang memungkinkan kami untuk melunasi utang di Stadion Emirates pada bulan Agustus tahun lalu," ucap Arsenal.

Baca Juga: Mikel Arteta Sudah Restui Mesut Oezil untuk Cabut dari Arsenal

Namun, pinjaman tersebut tidak akan digunakan Arsenal untuk membiayai biaya transfer di bulan Januari ini.

Selain Arsenal, Tottenham Hotspur juga pernah meminjam pada musim panas lalu sebesar 175 juta pounds (Rp3,34 triliun).