BOLASPORT.COM - Manajemen Martapura FC akhirnya menjelaskan alasan utama timnya bisa diakusisi oleh Dewa United FC hingga pindah markas ke Tangerang.
Sepakbola Indonesia sepertinya tak pernah kehabisan cerita dan selalu hadir dengan kejutan-kejutan baru.
Contohnya saja peristiwa yang terjadi baru-baru ini.
Salah satu klub Liga 2, Martapura FC, tiba-tiba berganti nama menjadi Dewa United FC dan pindah markas dari Martapura, Kalimantan Selatan, ke Tangerang, Jawa Barat.
Baca Juga: Hasil Liga Champions - Busuk di Depan Gawang, Real Madrid Susah Payah Gilas 10 Pemain Atalanta
Perubahan besar-besaran di Martapura FC itu tak lain tak bukan disebabkan oleh pengakuisisian klub berjulukan Laskar Sultan Adam Macan Gaib itu oleh Dewa United FC.
Perkenalan Dewa United FC sendiri sudah dilakukan di salah satu hotel elit di Tangerang pada Senin (22/2/2021).
Dalam launching tersebut, manajemen Dewa United FC sekaligus memperkenalkan mantan pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi, sebagai pelatih kepala mereka.
Setelah bungkam beberapa hari, manajemen Martapura FC akhirnya buka suara terkait akuisisi timnya oleh Dewa United.
Baca Juga: Kejamnya Pep Guardiola, 'Bunuh' Anak Asuhnya sampai Sulit Main Bola Lagi
Ketua Umum Martapura FC, M Hilman, buka-bukaan soal tiga alasan utama yang menyebabkan timnya harus berganti nama dan pindah kandang.
"Keputusan berat yang harus diambil manajemen Martapura FC dengan beberapa pertimbangan," kata Hilman seperti dikutip Bolasport.com dari Banjarmasin Post.
Dalam penjelasannya, Hilman menyebut alasan finansial sebagai penyebab utama Martapura FC diakusisi.
Kondisi finansial yang sudah semakin sulit membuat Martapura FC tak bisa melanjutkan kompetisi musim 2021 dan terpaksa merelakan timnya diakusisi oleh pihak lain.
Baca Juga: Hasil Liga Champions - Lanjutkan Tren Nirbobol, Manchester City Gilas Moenchengladbach 2-0
Selain itu, Hilman menilai bahwa Martapura FC saat ini sudah melenceng dari tujuan semula tim dibentuk.
Pada 2009 lalu, Martapura FC berdiri dengan tujuan memajukan sepakbola lokal Banua dengan mengedepankan pemain-pemain lokal.
Namun, saat ini kuantitas pemain asli Banua di Martapura FC sudah semakin sedikit.
Ditambah lagi kualitas para pemain lokal Banua kurang bisa mengangkat performa tim saat mengarungi Liga 2.
Baca Juga: Lionel Messi Bikin Kiper Elche Kaget karena Minta Satu Hal
"(Ketiga) Pada beberapa musim sebelumnya, karena kami tidak bisa langsung membina dan memanajemi MFC, jadi kami coba untuk bertahan dengan memberikan kesempatan pihak-pihak lain untuk mengelola MFC," tutur Hilman.
"Kondisi ini ternyata berdampak adanya beban-beban hutang yang harus kami penuhi untuk kebutuhan pemain, ofisial serta manajeman," katanya lagi.
Kondisi finansial yang sulit itu semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan tidak ada kompetisi yang boleh digelar.
Akibatnya, Martapura FC semakin sulit mencari pemasukan untuk memenuhi hak-hak seluruh anggota tim.
Baca Juga: Kalah Dua Laga Beruntun di Liga Italia Tak Berarti AC Milan Melemah
"Tentu ini menjadi beban berat, namun segala beban finansial harus dituntaskan karena ini tanggung jawab klub," jelas Hilman.
Kendati begitu, Hilman memastikan bahwa manajemen Martapura FC telah melunasi semua gaji pemain dan staf sebelum proses akuisisi dilakukan.
Di sisi lain, kontrak para pemain Martapura FC juga telah berakhir sebelum proses akuisisi Dewa United terjadi.
Dengan begitu, kewajiban manajemen terhadap para pemain dan ofisial tim sudah tuntas tanpa meninggalkan hutang.
Baca Juga: VIDEO - Gol PlayStation ala Messi, 3 Bek Elche Dibikin Bengong
"Dan Alhmadulillah semua sudah kami tuntaskan," tandas Hilman.
Dewa United FC sendiri rencananya akan berbagi markas dengan Persita Tangerang dalam mengarungi Liga 2 2021.
Dewa United FC akan menggunakan Stadion Indomilk Arena sebagai kandang dalam debut mereka di kancah sepakbola nasional.
Hanya saja, rencana itu masih dalam perdebatan karena pihak Persita Tangerang merasa keberatan.
Manajemen Pendekar Cisadane khawatir rencana itu bisa mengganggu jadwal pertandingan kedua tim yang bermain di kasta berbeda.