Gary Neville Sebut Pemilik Man United Bagai Pengeruk Harta dan Seharusnya Diusir Pergi

By Lariza Oky Adisty - Selasa, 20 April 2021 | 09:15 WIB
Momen pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer dan pemilik klub Joel Glazer berfoto bersama. (TWITTER.COM/DEXPRESS_SPORT)

BOLASPORT.COM - Mantan kapten Manchester United, Gary Neville, menuding pemilik klub, keluarga Glazer, tak ubahnya pengeruk harta karun dan layak diminta angkat kaki. 

Ucapan Gary Neville tidak lepas dari pengumuman wacana European Super League

Sebanyak 12 klub elite Eropa mengumumkan kesepakatan proposal Liga Super Eropa atau European Super League pada Minggu (18/4/2021). 

Liga Inggris mewakilkan anggota kelompok the big six Premier League: Manchester United, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Manchester City, dan Tottenham Hotspur.

Kehadiran keluarga Glazer punya andil dalam terlibatnya Manchester United dalam wacana itu. 

Joel Glazer, salah satu pemilik klub, mengatakan European Super League akan menjadi babak baru dalam sepak bola Eropa. 

Dikutip BolaSport.com dari Sky Sports, Neville berharap ada era baru di tubuh manajemen Man United, yang artinya keluarga asal Amerika Serikat itu akan angkat kaki. 

Neville bahkan tak segan menyebut keluarga Glazer sebagai pengeruk harta. 

“Selama ini saya diam saja karena berpikir saya masih bisa menonton Manchester United, bisa ikut merasa sedih dan bahagia, dan menonton sepak bola di negara ini,” kata Neville.

Baca Juga: UEFA Ancam Beri Hukuman, Klub-klub Peserta European Super League Cari Bantuan Hukum

“Saya tak keberatan mereka membawa jatah profit milikmereka. Tidak masalah. Namun, saya tak bisa terima kalau mereka menyerang semua penonton sepak bola di Inggris.”

“Mereka sudah kelewatan. Keluarga Glazer tak ubahnya pemburu harta yang harus pergi dari Man United dan Inggris. Kita semua harus bersatu melawan mereka.” 

“Mungkin sekarang sudah terlambat. Saya yakin suporter dari 15 tahun lalu saat keluarga Glazer datang akan berkata demikian. Namun, saya pikir sekarang belum terlambat.” 

“Kita semua harus menghentikan mereka. Penting untuk kita semua melakukannya.”

“Man United, Arsenal, dan Liverpool punya uang, tetapi mereka selalu bisa dikalahkan tim seperti Sheffield United atau seri melawan Fulham. Orang-orang seperti keluarga Glazer mencoba merampas hal itu untuk menciptakan waralaba.” 

Baca Juga: Tolak European Super League, Herrera: Orang Kaya Curi Sepak Bola yang Telah Diciptakan

“Mereka tak boleh melakukannya,” ucap Neville. 

Sosok berusia 46 tahun tersebut juga meminta para pemain klub-klub yang terlibat bisa mengambil sikap tegas untuk wacana ini. 

“Saya berharap para pemilik klub ini susah bernapas dan sakit perut. Saya tak mungkin meminta pemain klub mogok, tetapi mereka bisa menghentikan wacana ini,” ujarnya.

“Para pemain, Anda semua bisa bergerak. Juergen Klopp dan Ole Gunnar Solskjaer orang-orang berintegritas, mereka bisa menghentikan ini semua. Mereka bisa punya kontribusi.” 

“Sekarang kita semua harus bersatu, karena wacana European Super League didukung enam keluarga kaya yang menginjak integritas olahraga nasional. Mereka harus dihentikan,” ujar Neville.

Baca Juga: Imbas European Super League, Presiden UEFA Larang Pemain dari 12 Klub Pendiri Tampil di Piala Dunia dan Euro

Selain enam klub Liga Inggris, klub lain yang berpartisipasi di European Super League adalah Inter Milan, AC Milan, dan Juventus yang mewakili Liga Italia.

Sementara itu, Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid menjadikan diri mereka sebagai wakil dari Liga Spanyol.

Pengumuman tersebut menimbulkan reaksi keras dari banyak kalangan karena dianggap merusak piramida kompetisi sepak bola. 

Asosiasi Sepak Bola Eropa juga langsung merilis pernyataan kalau mereka menolak dengan keras proposal yang sudah diajukan.

Selain itu, UEFA menyebut kalau pengadaan European Super League tidak didasarkan oleh kepentingan bersama, tetapi hanya kepentingan sebagian golongan.

UEFA juga menegaskan kalau mereka akan memberikan sanksi berat kepada seluruh klub yang terlibat jika rencana European Super League terus dilanjutkan.

Salah satunya adalah dengan melarang klub-klub yang terlibat untuk bermain di kancah Eropa maupun dunia.

Bahkan, para pemain dari klub tersebut tidak akan diperkenankan untuk membela tim nasional mereka masing-masing.