Partisipan ESL Kemungkinan Dihukum Liga Inggris, Pengurangan Poin?

By Adi Nugroho - Jumat, 23 April 2021 | 04:30 WIB
Ilustrasi berita Liga Inggris. (ANDREAS JOEVI/BOLASPORT.COM )

BOLASPORT.COM - Terdapat wacana untuk menghukum enam klub Liga Inggris yang sempat menjadi partisipan ESL di mana pengurangan poin menjadi satu penalti yang ramai dibahas.

Enam klub Liga Inggris, yakni Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur, sempat menjadi partisipan European Super League (ESL).

Tak sekadar menjadi partisipan, keenam klub tersebut juga merupakan pendiri dari kompetisi yang diresmikan pada Minggu (18/4/2021) itu.

Akan tetapi, keterlibatan Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur dalam ESL hanya bertahan dua hari sejak kompetisi gagasan Florentino Perez itu mendeklarasikan pendiriannya.

Sekitar 48 jam setelah pengumuman ESL berdiri, satu per satu klub Liga Inggris yang terlibat dalam proyek itu mengundurkan diri.

Baca Juga: BREAKING NEWS - The Big Six Liga Inggris Batal Ikut European Super League

Klub-klub Liga Inggris itu menarik diri dari ESL karena mendapatkan kritik keras dari pendukung dan ancaman dari banyak pihak, mulai dari UEFA hingga pihak Premier League, FIFA, serta pemerintah.

Pengunduran diri klub-klub Liga Inggris itu yang disertai permintaan maaf dari pemiliknya masing-masing, mendapatkan sambutan positif.

Akan tetapi, keputusan enam klub Liga Inggris untuk ikut berpartisipasi dalam ESL telanjur membuat banyak pihak geram.

Dilansir BolaSport.com dari Football London, rasa geram itu telah membuat 14 klub Liga Inggris yang tidak berpartisipasi dalam ESL menuntut pihak Premier League untuk memberikan hukuman kepada enam tim yang merupakan anggota big six tradisional tersebut.

Baca Juga: 39 Klub LaLiga Tolak ESL, Begini Nasib Barcelona dan Real Madrid

Hukuman yang disarankan oleh 14 klub yang tak terdaftar ESL sendiri bermacam-macam.

Namun, satu hukuman yang dilaporkan ramai diperbincangkan di antara 14 klub tersebut adalah pengurangan poin.

Pengurangan poin disebut menjadi yang paling didukung oleh 14 klub non-ESL karena salah satu sosok di dalamnya, yakni pemilik Everton, Farhad Moshiri, mendukung hukuman tersebut.

Akan tetapi, hukuman pengurangan poin untuk Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur sepertinya tidak akan diambil oleh Premier League.

Baca Juga: Pemain Persib Ezra Walian tidak Puas Timnya Dikalahkan Persija

Pasalnya, hukuman tersebut bisa salah sasaran dan justru menyakiti orang-orang yang berada di garda terdepan dalam menolak gagasan ESL, yakni para penggemar enam klub tersebut.

Jurnalis Sky Sports, Kaveh Solhekol, pun beranggapan seperti itu dan menurutnya pengurangan poin juga bukan hal yang diinginkan oleh 14 klub yang tidak terlibat ESL.

Menurut Kaveh Solhekol, 14 klub tersebut memang menginginkan adanya tindakan tegas, namun yang diinginkan bukan menghukum klubnya melainkan orang yang bertanggung jawab atas keterlibatan di ESL, yakni para pemiliknya.

"Oke, jadi kita berbicara tentang hukuman. Apakah akan ada pengurangan poin? Apakah akan ada denda? Apakah akan ada jendela transfer?," ujar Kaveh Solhekol.

Baca Juga: Sudirman Bicara Rahasia Persija Jakarta Kalahkan Persib Bandung

"Apa yang saya dengar sekitar beberapa jam terakhir ini adalah proses yang sedang dilakukan saat ini."

"Pihak Premier League sedang mencoba untuk menetapkan apakah ada aturan yang dilanggar oleh klub-klub ini karena mereka menandatangani letter of intent untuk bergabung dengan liga yang tidak diakui."

"Suasana hati 14 klub yang saya ketahui adalah ingin menghukum individu, bukan enam klub karena perasaannya adalah jika Anda menghukum enam klub dengan pengurangan poin atau semacamnya, Anda sebenarnya menghukum para penggemar dan mereka tidak bersalah dalam hal ini."

Baca Juga: Dijuluki Mirip Pep Guardiola, Begini Reaksi Pelatih Persija Sudirman

"Ke-14 klub tidak ingin menghukum para pendukung dari enam klub yang memisahkan diri ini, mereka ingin menghukum orang yang bertanggung jawab."

"Jenis orang yang kami bicarakan adalah CEO dari klub-klub ini," ucap Solhekol menambahkan.