Final Liga Champions - Tuchel Ikuti 2 Pelatih Jerman Tebus Dosa dalam Semusim

By Sri Mulyati - Minggu, 30 Mei 2021 | 10:30 WIB
Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel. (TWITTER.COM/LDNFOOTBALL)

BOLASPORT.COM - Keberhasilan pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, memenangi Liga Champions membuatnya mengikuti jejak dua pelatih Jerman untuk menebus kesalahan dalam semusim.

Chelsea asuhan Thomas Tuchel resmi keluar sebagai juara Liga Champions musim 2020-2021.

Klub London Biru tersebut mengalahkan Manchester City dengan skor 1-0 pada final yang digelar di Estadio do Dragao, Sabtu (29/5/2021).

Kai Havertz menjadi pahlawan Chelsea lewat golnya pada menit ke-42.

Prestasi kali ini jelas membanggakan, apalagi Tuchel baru empat bulan menangani Chelsea.

Baca Juga: Didukung Jadi Nominasi Ballon d’Or, N’Golo Kante Pilih Bersikap Merendah

Keberhasilan Tuchel kali ini jelas terlihat seperti penebusan dosa musim lalu.

Tuchel juga sempat mencicipi final Liga Champions musim lalu, tetapi ia masih melatih Paris Saint-Germain saat itu.

Akan tetapi, Tuchel masih harus mengakui keunggulan Bayern Muenchen pada musim tersebut.

Tidak butuh waktu lama, Tuchel masuk ke final lagi musim ini dan bisa membalaskan dendamnya.

Baca Juga: Omongan Kasar Pahlawan Chelsea Setelah Juara Liga Champions

Dilansir BolaSport.com dari ESPN, langkah Tuchel begitu mirip dengan yang pernah dilakukan pelatih Jerman lain, Jupp Heynckes dan Juergen Klopp.

Heynckes pernah menembus final Liga Champions musim 2011-2012 dan 2012-2013 bersama Bayern Muenchen.

Ia gagal membawa Muenchen juara pada kesempatan pertama, lalu berhasil menebus pada satu musim setelahnya.

Hal serupa terjadi pada Klopp bersama Liverpool pada musim 2017-2018 dan 2018-2019.

Baca Juga: Melegenda ala Kovacic - 4 Medali Liga Champions, Cuma Berkeringat 34 Menit

Gagal di musim pertama, kesempatan selanjutnya langsung tidak disia-siakan oleh Klopp.

Kasus Tuchel jelas lebih spesial karena ia melakukannya dengan dua klub berbeda.

Berkat hal tersebut, Tuchel pun memiliki rekor baru dalam catatan kepelatihannya.

Ia menjadi pelatih pertama yang masuk final Liga Champions dalam dua musim beruntun dengan klub berbeda.