Peraih Emas Olimpiade meski Tak Diunggulkan, Termasuk Taufik Hidayat

By Delia Mustikasari - Senin, 19 Juli 2021 | 00:00 WIB
Taufik Hidayat bicara pengalaman juara Olimpiade Athena 2004.

BOLASPORT.COM - Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan pada ajang Olimpiade dari cabang olahraga bulu tangkis. Medali emas bulu tangkis terakhir yang berhasil diraih Merah Putih didapat pada Olimpiade Rio 2016 melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli - 8 Agustus, Indonesia mengirim tujuh wakil dari empat sektor. Medali emas pertama bulu tangkis Indonesia didapat dari tunggal putri Susy Susanti.

Indonesia terus menambah perolehan medali emas dari bulu tangkis dengan koleksi tujuh medali emas, enam medali perak, dan enam medali perunggu. Dalam sejarah Olimpiade, lima pebulu tangkis telah menjadi peraih medali emas meskipun tidak diunggulkan, termasuk Taufik Hidayat (tunggal putra).

Baca Juga: Cal Crutchlow Gantikan Franco Morbidelli pada 3 Seri Balap MotoGP 2021

Keberhasilan mereka yang tidak terduga memberi harapan kepada peserta pada Olimpiade Tokyo 2020 bahwa sesuatu bisa terjadi pada Olimpiade.

Berikut deretan pebulu tangkis yang meraih medali emas meski berstatus non-unggulan.

1. Kim Dong-moon/Gil Young-ah (ganda campuran) Olimpiade Atlanta 1996

Meskipun tidak diunggulkan dan peluang mereka dicerahkan oleh absennya juara dunia, Thomas Lund/Marlene Thomsen pada debut Olimpiade untuk ganda campuran, Kim/Gil tiba di Amerika Serikat di peringkat kelima dunia.

Lolosnya wakil Korea Selatan itu ke babak perebutan medali emas berlangsung mulus. Namun, pada partai final, mengharuskaa mereka bertarung melawan rekan senegaranya yang menjadi unggulan teratas dunia, Park Joo bong/Ra Kyung-min.

Kim/Gil menang 13-15,15-4, 5-12. Kim/Ra juga memenangkan gelar juara dunia 1999. Di luar lapangan, mereka merupakan pasangan suami-istri yang menikah pada 2005.

2. Taufik Hidayat (tunggal putra) Olimpiade Athena 2004

Mantan Pebulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat.

Mungkin nama yang paling mengejutkan dalam daftar ini adalah legenda tunggal putra  unggulan pertama pada Olimpiade Sydney 2000, tetapi kalah pada perempatfinal dari Ji Xinpeng (China), 12-15, 5-15.

Pada 2004, Indonesia kehilangan sedikit konsistensi dan tidak secara teratur menantang gelar-gelar besar.

Namun, Taufik berhasil mempersembahkan satu-satunya medali emas Olimpiade untuk Indonesia.

Dalam perjalanan menuju medali emas, Taufik menyingkirkan sejumlah unggulan diantaranya Wong Choong Hann yang menjadi unggulan ketiga dari Malaysia pada babak kedua.

Baca Juga: Lorenzo Nilai Kehadiran Quartararo di Yamaha Berdampak Psikologis bagi Vinales

Taufik lalu menyingkirkan unggulan keenam asal Denmark, Peter Gade, pada babak perempatfinal.

Taufik mengalahkan pebulu tangkis asal Korea Selatan, Shon Seung-mo, melalui dua gim langsung dengan skor 15-8, 15-7.

Keberhasilan ini membuat kepercayaan diri Taufik Hidayat kembali dengan memenangkan gelar juara dunia satu-satunya yang diraih Indonesia pada 2005.

3. Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung ( ganda campuran) Olimpiade Beijing 2008

ISTIMEWA
Pebulu tangkis ganda putra Korea Selatan, Lee Yong-dae.

Lee Yong-dae yang saat itu masih berusia 19 tahun masuk ke dalam perhitungan bulu tangkis global.

Dia bergabung dengan Lee Hyo-jung yang  tujuh tahun lebih tua darinya dan mengejutkan beberapa pasangan paling berprestasi dalam perjalanan menuju emas Olimpiade.

Lee/Lee bahkan mengalahkan Juara Dunia 2006, Nathan Robertson/Gail Emms (Inggris Raya), unggulan ketiga asal Indonesia, Flandy Limpele/Vita Marissa dari Indonesia dan unggulan teratas asal Indonesia, Nova Widianto/Liliyana Natsir dalam perebutan gelar.

Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020 - Punya Kans ke 16 Besar, Anthony Ginting Tak Mau Berpikir Terlalu Jauh