Banyak Klub Bisa Kolaps Jika Liga Masih Belum Ada Kepastian

By Lukman Adhi Kurniawan - Selasa, 27 Juli 2021 | 11:15 WIB
Logo Madura United. (NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Direktur Utama PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), Ziaul Haq mendorong adanya komunikasi antara PSSI dan LIB sehingga liga dapat segera digelar kembali.

Ziaul Haq mendorong agar ada solusi yang diambil terkait liga yang sudah berhenti setahun lebih.

Masa PPKM level 4 yang dilaksanakan di Jawa-Bali menurutnya tidak akan menganggu pelaksanaan liga.

"Intinya begini, PPKM itu bukan lockdown, PPKM itu pembatasan."

"Yang dibatasi oleh pemerintah adalah orang yang berkegiatan di luar tanpa protokol kesehatan," ujarnya dilansir BolaSport.com dari laman Kompas.com

Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020 - Atasi Nomor 1 Dunia, Greysia/Apriyani Juara Grup A

Ziaul Haq mengatakan, harusnya PSSI dan LIB selaku pemegang kebijakan memiliki nilai tawar kepada pemerintah.

Dengan dilaksanakan protokol kesehatan dan vaksinasi seharunya bisa menjadi landasan liga dapat kembali diputar.

"PT LIB sudah memastikan seluruh ofisial dan seluruh pemain sudah divaksinasi," jelasnya.

"Lantas kenapa tidak liga ini diputar? Mungkin ada miss presentasi antara PSSI dan pemerintah," tambahnya.

Baca Juga: Latihan Bersama Persib Bandung Tunggu Kepastian Jadwal Liga 1 2021

Ziaul Haq berharap PSSI dan LIB dapat meyakinkan pemerintah bahwa liga dapat dilaksanakan kembali.

Selain itu, Piala Menpora 2021 seharusnya dapat menjadi contoh bahwa liga dapat dilaksanakan di masa pandemi.

Bahkan beberapa negara di Asia masih bisa menggelar liga.

Negara tersebut misalnya Malaysia dan Korea Selatan.

"Harusnya PSSI bisa meyakinkan, memberikan paparan, 'ini loh Pak yang akan kami terapkan, ini loh Pak program kami untuk menyukseskan vaksin', menghimbau masyarakat taat protokol, suporter juga sudah mau," katanya.

Baca Juga: Hasil Olimpiade Tokyo 2020 - Libas Wakil Tuan Rumah, Menara Kembar China Jadi Juara Grup C

Dia khawatir dengan liga yang masih jelas membuat tim bangkrut.

Karena hal ini terkait pendapatan tim dan kontrak pemain yang harus terus diperpanjang.

"Saya yakin kalau didiamkan akan banyak klub yang kolaps," tuturnya.