Pemerintah Targetkan 26,5 Juta Anak Usia 6-11 Tahun Terima Vaksin Sinovac

By Yussy Maulia - Kamis, 16 Desember 2021 | 14:29 WIB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Rabu (15/12/2021).

BolaSport.com - Mulai Selasa (14/12/2021), pemerintah memberlakukan kebijakan bagi anak usia 6-11 tahun untuk menerima vaksin Covid-19 merk Sinovac.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah menargetkan sebanyak 26,5 juta anak usia 6-11 tahun untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Hal itu ia ungkapkan dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) –KPC PEN yang digelar secara virtual, Rabu (15/12/2021).

"Untuk itu, dukungan dari orangtua dan guru sangat diharapkan untuk mendampingi dan memastikan anak-anak mendapatkan hak (vaksin) mereka," kata Nadia dalam keterangan tertulis yang diterima Bolasport.com, Kamis (16/11/2021).

Baca Juga: Kompetensi Guru Pegang Peran Penting Dalam Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi  

Kebijakan pemerintah dalam menargetkan anak-anak usia 6-11 tahun untuk melakukan vaksinasi menjadi salah satu cara untuk mempercepat terciptanya kekebalan kelompok (herd immunity) dan mencapai target vaksinasi nasional 70 persen pada 2021.

Selain itu, pemberian vaksin kepada anak-anak usia 6-11 tahun juga diharapkan dapat mencegah risiko penularan Covid-19 di lingkup rumah maupun sekolah.

Dilaksanakan di beberapa wilayah tertentu

Kick-start pelaksanaan vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun dimulai dari wilayah yang telah memenuhi kriteria.

Adapun kriteria yang dimaksud adalah wilayah tersebut harus sudah mencapai target vaksin Covid-19 dosis 1 di atas 70 persen dan vaksin untuk lansia di atas 60 persen.

Baca Juga: Gencar Vaksinasi, Indonesia Masuk Dalam 10 Besar Negara dengan Suntikkan Vaksin Terbanyak di Dunia

Sebanyak 115 kabupaten dan kota di 19 provinsi di seluruh Indonesia telah memenuhi kriteria tersebut. Vaksin akan diberikan sebanyak 2 dosis dengan jeda 28 hari.

Untuk diketahui, per 14 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, total vaksnasi nasional mencapai 147,9 dosis (71 persen dari target) untuk dosis pertama dan 104,01 juta (50 persen dari target) untuk dosis kedua.

Untuk vaksinasi lansia, baru 9 provinsi yang berhasil mencapai 60 persen dari target untuk dosis pertama. Provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Bali, Yogyakarta, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Kepulauan Bangka Beltung, Banten, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara.

“Selain itu, untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan (nakes) sudah diberikan sebanyak 85,9 persen,” tambah Nadia.

Baca Juga: Dorong Percepatan Vaksinasi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Pemerintah Minta Dukungan dari Masyarakat

Nadia juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki ketersediaan stok vaksin yang memadai. Samapi saat ini, Indonesia telah menerima lebih dari 415, juta dosis vaksin dalam bentuk jadi maupun dalam bentuk bulk.

Pada Selasa (14/12/2021), Indonesia juga kedatangan vaksin tahap 158 merk Pfizer sebanyak 1,7 juta dosis vaksin jadi. Vaksin tersebut merupakan donasi dari Amerika Serikat melalui COVAX.

“Dengan terus berdatangnya vaksin, menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk mengamankan stok vaksin guna kebutuhan program vaksinasi nasional,” kata Nadia.

Jangan panik terhadap gelombang baru

Pada kesempatan yang sama, Nadia juga mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati akan kemungkinan munculnya gelombang Covid-19 baru.

Baca Juga: Kondisi Geografis dan Minimnya Informasi Menjadi Tantangan Vaksinasi di Daerah Pendalaman  

Ditambah lagi, saat ini dunia sedang digemparkan oleh varian Covid-19 baru, Omicron.

"Sejauh ini, dari hasil sekuensing nasional, kita belum dapat memastikan adanya kasus Omicron di negara kita. Namun, masyarakat diminta untuk jangan panik, taat protokol kesehatan (prokes), dan tetap waspada," ungkap Nadia.

Apabila menilik kasus Covid-19 baru mingguan, secara nasional jumlahnya mengalami penurunan sebesar 17 persen. Namun, tingkat kematian meningkat sebesar 14 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Di sisi lain, kata Nadia, testing ratepositivity rate, dan bed occupancy rate (BOR), serta ketersediaan unit perawatan intensif (ICU) di rumah sakit masih dalam level aman.

"Tren baik ini harus dipertahankan dengan terus mengupayakan kegiatan surveilans, pelacakan kontak, dan vaksinasi," kata Nadia.

Tidak hanya itu, menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), tingkat mobilitas masyarakat juga terpantau semakin tinggi. Masyarakat pun diminta untuk tetap waspada dan jangan lupa menerapkan protokol kesehatan.

“Selalu memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, dan hindari kerumunan. Selain itu, jika Anda, keluarga, tetangga, dan masyarakat ada yang memiliki gejala Covid-19, jangan ragu untuk segera ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” tutur Nadia.