Federasi Akuatik, Atletik, dan Rugby Sudah Menolak Atlet Transgender, Bagaimana dengan Bulu Tangkis?

By Wawan Saputra - Jumat, 24 Juni 2022 | 15:35 WIB
Ilustrasi berita bulu tangkis. (ANDREAS JOEVI/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Federasi bulu tangkis dunia (BWF) sudah memulai kajian mengenai atlet transgender dalam bulu tangkis. Beberapa federasi olahraga lain telah memutuskan menolak, bagaimana dengan BWF?

BWF akan melakukan kajian untuk menghasilkan sebuah keputusan yang berbasis bukti.

Dalam melakukan penelitian mengenai atlet transgender di bulu tangkis, BWF akan melihat pada kerangka kerja pemerintah Inggris.

"BWF Saat ini mengikuti kerangka kerja kebijakan pemerintah Inggris terkait transgender," ucap BWF dalam pernyataan resminya dikutip Bolasport.com dari ANTARA.

"Panduan tersebut untuk mengelola masalah ini baik di turnamen tingkat nasional maupun internasional."

BWF menjadi federasi olahraga yang melakukan kajian mengenai kebijakan atlet transgender.

Sebelumnya sudah ada beberapa federasi olahraga yang mengambil keputusan mengenai atlet transgender.

Sebagai contoh federasi akuatik dunia, FINA telah memutuskan akan melarang atlet transgender mengikuti turnamen resmi terutama nomor putri.

Pasalnya menurut beberapa pihak jika hal tersebut dibiarkan maka akan merusak sportivitas di dalam dunia olahraga.

Baca Juga: NOC Indonesia Gelorakan Pesan Perdamaian pada Olympic Day 2022

"Hanya saja, kami memahami adanya rekomendasi terkini dari IOC dan memulai riset spesifik dan proses penilaian untuk mendapatkan pengambilan keputusan berbasis hasil yang relevan di bulu tangkis yang adil bagi semua pihak," ucap BWF.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebenarnya telah mengeluarkan kerangka kerja acuan untuk masalah tersebut.

Namun IOC memberikan kewenangan pada masing-masing federasi untuk mengambil keputusan akhir.

Salah satu poin yang menjadi sorotan dengan adanya atlet transgender adalah masalah fisik. Apalagi jika atlet transgender tersebut turun dalam pertandingan nomor putri.

Namun hal tersebut dibantah oleh pembela kaum transgender. Menurut mereka sampai saat ini belum cukup bukti mengenai dampak transisi gender terhadap performa fisik.

Salah satu atlet yang vokal menyuarakan kritik terhdap pelarangan atlet transgender adalah pesepeda transgender Veronica Ivy.

Ivy menyebut bahwa pelarangan tersebut tidak berdasarkan ilmiah. Sementara itu para kelompok LGBT Athlete Ally melabelinya sebagai sesuatu yang diskriminatif dan berbahaya.

Selain federasi akuatik pelarangan atlet transgender juga sudah dilakukan oleh federasi atletik dan rugby.

Sementara yang sedang melakukan kajian selain BWF juga olahraga hoki, triathlon, dan dayung.

Isu transgender di dunia olahraga memang sudah dibicarakan sejak tahun lalu. Banyak yang memberikan kritik dan tidak setuju jika ada atlet transgender dalam pertandingan olahraga.

Indonesia sendiri sempat memiliki atlet yang pada akhirnya memilih untuk merubah jenis kelaminnya.

Yaitu Aprilia Manganang yang memilih merubah jenis kelaminnya menjadi pria. Aprilia sempat menjadi salah satu punggawa timnas bola voli putri Indonesia.

Baca Juga: Usai Terpilih Jadi Ketua PGI Kota Semarang, Ulfi Imran Bertekad Lahirkan Atlet Golf Berprestasi