Christophe Galtier, Pelatih ke-7 yang Besut Paris Saint-Germain Sejak Era QSI

By Bonifasius Anggit Putra Pratama - Rabu, 6 Juli 2022 | 14:30 WIB
Pelatih Paris Saint-Germain, Christophe Galtier, berbicara dalam konferensi pers di Stadion Parc des Princes, 5 Juli 2022. (BERTRAND GUAY/AFP)

Blanc tercatat menjabat sebagai pelatih kepala PSG sejak Juni 2013 hingga Juni 2016 dengan durasi selama tiga tahun lebih.

PSG lantas sukses dibawanya meraih tiga gelar beruntun untuk Liga Prancis, Piala Super Prancis, dan Piala Liga Prancis sejak 2013-2014 hingga 2015-2016.

Setelah itu PSG beralih ke pelatih asal Spanyol, Unai Emery, yang diangkat pada Juli 2016 dengan prestasi membawa Sevilla menjuarai Liga Europa ketiga kalinya.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Hampir Gabung Liverpool, Eks Asisten Pelatih The Reds Ungkap Penyebab Kegagalan Transfer

Dua tahun menukangi PSG hingga Juli 2018, Emery berhasil mempersembahkan tujuh gelar domestik termasuk satu trofi Liga Prancis dan dua gelar Piala Prancis.

Tongkat estafet kepelatihan lantas beralih ke Thomas Tuchel yang diangkat pada Juli 2018 hingga masa baktinya dihentikan pada 29 Desember 2020.

Meski mampu membawa PSG ke final Liga Champions 2019-2020, Thomas Tuchel gagal membuat PSG juara usai kalah 0-1 dari Bayern Muenchen di final.

Selama masa baktinya di Paris, Tuchel tercatat mampu mempersembahkan enam gelar domestik dengan dua trofi Liga Prancis beruntun sejak musim 2018-2019 hingga 2019-2020.

FRANCK FIFE/AFP
Pelatih Nice, Christophe Galtier, menjadi calon kuat pelatih Paris Saint-Germain berikutnya menggantikan Mauricio Pochettino.

Pada akhirnya Pochettino menjadi juru taktik terbaru PSG sebelum posisinya digantikan oleh Galtier.

Satu setengah musim bernaung di Parc des Princes, sang juru taktik asal Argentina hanya mampu mempersembahkan tiga gelar domestik masing-masing satu untuk Liga Prancis, Piala Prancis, dan Piala Super Prancis.

Dari semua pelatih yang sudah ditunjuk oleh PSG di era QSI, semuanya belum ada satu pun yang bisa membuat mereka meraih gelar Liga Champions.

Kini, tugas itu bakal beralih ke pundak Galtier dengan materi tim yang sudah dihuni bintang kelas atas dengan kombinasi pemain lokal dan pemain kelas satu.