SEJARAH PIALA DUNIA - Kampiun 2014, Bukti Konsistensi Timnas Jerman Tak Dibangun dalam Waktu Singkat

By Khasan Rochmad - Kamis, 4 Agustus 2022 | 06:00 WIB
Timnas Jerman merayakan kesuksesannya merengkuh trofi Piala Dunia 2014 Brasil. (TWITTER.COM/FIFAWORLDCUP)

BOLASPORT.COM - Konsistensi yang dibangun Jerman membutuhkan waktu yang lama untuk akhirnya bisa berjaya dengan meraih trofi Piala Dunia 2014 di Brasil.

Pertandingan final Piala Dunia 2014 yang mempertemukan timnas Jerman dan timnas Argentina menyajikan keseruan.

Berduel di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil (14/7/2014), pertandingan sengit tersaji.

Kedua tim mengalami kebuntuan hingga akhirnya harus bermain dalam babak perpanjangan waktu.

Gol kemenangan timnas Jerman akhirnya hadir melalui pemain pengganti Mario Goetze pada menit ke-113.

Goetze benar-benar menjadi penghancur Lionel Messi dan Argentina untuk merengkuh trofi emas Piala Dunia.

Berkat juara ini, sejumlah rekor dan pencapaian berhasil diciptakan oleh Jerman.

Salah satunya adalah Der Panzer menjadi tim pertama asal Eropa yang mampu menang di Benua Amerika.

Lalu apa yang membuat Jerman mampu mengalahkan Argentina yang juga tak kalah mentereng dari segi skuadnya?

Baca Juga: BURSA TRANSFER - Adama Traore Diperebutkan Chelsea dan Tottenham

Ada banyak faktor yang membuat Jerman bisa keluar sebagai kampiun pada Piala Dunia 2014.

Berikut adalah faktor dan strategi Jerman dalam merengkuh trofi keempatnya di Piala Dunia 2014.

Membangun fondasi dasar

Jerman bukanlah tim yang dibuat hanya dalam waktu singkat.

Pelatih Jerman saat itu, Joachim Loew, telah ditunjuk menjadi arsitek tahun 2006.

Dua tahun sebelumnya, pada periode 2004-2006, Loew menjadi asisten pelatih dari Juergen Klinsmann.

Faktor perubahan besar-besaran setelah kegagalan di EURO 2000 membuat Jerman membangun fondasi.

Di EURO 2000 Jerman hanya memperoleh satu poin dan tenggelam di dasar klasemen di bawah Portugal, Rumania, dan Inggris.

Kendati pada Piala Dunia 2002 mampu menjadi runner-up, pencapaian ini tak membuat puas bagi publik Jerman.

Baca Juga: BURSA TRANSFER - Perbanyak Opsi Lini Tengah, Liverpool Promosikan Gelandang 17 Tahun

Pembangunan akhirnya dimulai dari usia akademi tahun ke tahun dan meningkatkan standar kepelatihan.

Klinsmann menjadi salah satu peletak dasar pembangunan Jerman dengan Loew sebagai asistennya.

TWITTER.COM/FIFAWORLDCUP
Joachim Loew bersama trofi Piala Dunia yang didapatkan bersama timnas Jerman tahun 2014.

Dalam gelaran EURO 2004, Jerman tak bisa menembus fase gugur usai tak lolos babak grup.

Setelahnya, setiap gelaran baik EURO maupun Piala Dunia, Jerman selalu menjadi salah satu tim unggulan dengan masuk ke semifinal lima kali beruntun.

Puncaknya tentu adalah Piala Dunia 2014 ketika berhasil meraih trofi keempat sepanjang sejarah.

Konsistensi

Kunci dari kompetitifnya Jerman adalah selarasnya pembangunan mulai dari usia muda sejak akademi hingga ke profesional.

Di Piala Dunia 2014, Jerman mencetak 18 gol selama turnamen dan ini merupakan jumlah yang tinggi.

Salah satu bukti, Jerman mampu melaju ke final secara meyakinkan setelah menghancurkan tuan rumah Brasil dengan skor 7-1 di semifinal.

Baca Juga: Saran dari Eks Asisten Ralf Rangnick soal Cara Selesaikan Drama Cristiano Ronaldo

Kombinasi pemain muda dengan pemain berpengalaman. 

Jerman saat itu adalah perpaduan yang menyenangkan antara pemain tua berpengalaman dan pemain muda.

Selain pemain veteran seperti Miroslav Klose (36), Bastian Schweinsteiger (29) dan kapten Philipp Lahm (30), ia juga memiliki pemain muda seperti Goetze (22), Thomas Mueller (24), Mesut Oezil (26), Toni Kroos (24), Jerome Boateng (25), Andre Schuerrle (24) dan beberapa pemain cadangan bahkan lebih muda.

Eks pemain Inggris, Rio Ferdinand, pernah mengatakan pada 2014 lalu bahwa pembangunan Jerman tidak dibangun dalam waktu yang singkat.

"Ini bukan proyek yang dimulai tahun lalu oleh FA Jerman. Ini adalah sesuatu yang telah dibuat selama 10 tahun terakhir."

"Para pemain ini pernah bermain bersama di level pemuda internasional, level U-21. Sekarang mereka adalah juara dunia," kata Ferdinand, dikutip BolaSport.com dari People Matters.