PIALA DUNIA - Organisasi HAM Denmark Desak FIFA Lindungi Kelompok Rentan dari Rasisme

By Khasan Rochmad - Senin, 3 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Monumen jam hitung mundur Piala Dunia 2022 di Qatar (12/8/2022). (MUSTAFA ABUMUNES/AFP)

BOLASPORT.COM - Organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) Denmark mendesak FIFA untuk melindungi kelompok rentan di Piala Dunia 2022 Qatar dari rasisme.

Organisasi HAM Denmark bernama Denmark Uncensored mendesak Presiden FIFA, Gianni Infantino, terkait penindakan isu rasisme.

FIFA didesak untuk mengizinkan wasit meningkatkan kesadarannya tentang rasisme di Denmark terhadap komunitas rentan.

Mereka meminta para wasit di Piala Dunia 2022 memakai ban lengan hitam pada setiap pertandingan.

Organisasi ini mengirimkan surat terbuka yang mendukung orang-orang terpinggirkan dan yang rentan terkena dampak UU rasis dari Pemerintah Denmark.

UU yang dimaksud tertuju kepada orang kulit berwarna yang menjadi minoritas di Denmark.

Desakan ini terjadi akibat negara Qatar yang berupaya menjadi tuan rumah yang baik selama Piala Dunia 2022.

Organisasi ini juga meminta FIFA untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai langkah meningkatkan kesadaran dan mengakui para pengungsi.

Baca Juga: PIALA DUNIA - Puja-puji Legenda Barcelona untuk Neymar, Disebut Pemain Terbaik dan Mesin Sepak Bola

Para pengungsi dari Suriah yang menjadi minoritas di Denmark ini diklaim memiliki pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi oleh pemerintah.

Lebih rinci lagi, surat terbuka yang dilayangkan tersebut juga membela terhadap perempuan dan atlet.

"Meskipun klaim Pemerintah Denmark bahwa negara itu demokratis dan hak asasi manusia dihormati, organisasi hak asasi manusia dan berbagai lembaga olahraga telah melaporkan beberapa gelombang pelanggaran terhadap semua lapisan masyarakat," bunyi surat itu, dikutip BolaSport.com dari Doha News.

Sebelumnya, para aktivis HAM Denmark melakukan aksi duduk di depan Gedung PBB di Jenewa.

Aksi tersebut dilakukan ketika para Dewan HAM PBB mengadakan pertemuan di kantor pusat.

Hal ini bertujuan untuk mengecam pelanggaran dan rasisme yang telah terjadi di sana.