Buntut Tragedi Kanjuruhan, Pengamat Soroti Pentingnya Tribun Khusus Perempuan dan Anak-anak

By Sasongko Dwi Saputro - Selasa, 4 Oktober 2022 | 17:30 WIB
Sekretaris Jendral PP Perbasi, Nirmala Dewi (tengah), saat konferensi pers terkait gelaran SEA Women Basketball League 2022 di kantor PP Perbasi, Senayan, Jakarta, Selasa (27/9/2022). (BOLASPORT.COM/MUHAMAD HUSEIN)

Menurutnya, jangan sampai kejadian ini menimbulkan dampak buruk yang membuat para ibu takut menonton pertandingan sepak bola.

Baca Juga: Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Bima Sakti Sepakat Kualifikasi Piala Asia U-17 Digelar Tanpa Penonton

Padahal, dalam pertandingan olahraga itu banyak hal baik yang dapat dicontoh seperti sportivitas, semangat juang pantang menyerah dan solidaritas. Ini sangat baik untuk pembentukan karakter anak.

Nirmala Dewi mengakui, hingga kini belum ada kiat ampuh untuk mencegah konflik antarkelompok suporter. Dia berharap masalah ini bisa segera ada jalan keluar.

Adanya militansi berlebihan terhadap klub menjadi pemicu utama konflik, apalagi jika tim kesayangan kalah.

Soal konflik suporter ini, Nirmala memiliki pengalaman. Dia sempat dihadapkan pada perseteruan antarpendukung saat menjadi bagian manajemen Sriwijaya FC.

“Bedanya di Sriwijaya FC itu konfliknya bersifat internal karena ada tiga kelompok suporter,” ujar Nirmala.

Baca Juga: Ikatan Emosional yang Besar, Ini Kesan Bima Sakti dengan Kota Malang

Menurutnya, sudah ada program klub dalam mengedukasi para suporter. Sayang, program tersebut tidak berjalan dengan konsisten setelah timbul kerusuhan.

Dia pun berharap, ada pengaturan posisi duduk untuk perempuan dan anak.

Dengan demikian, jika terjadi hal darurat dapat mengurangi risiko korban terhadap perempuan dan anak-anak.