Salah satu kendala yang dirasakan Nunez adalah dari faktor bahasa.
Pemuda Uruguay itu jadi sulit berkomunikasi dengan pelatih The Reds, Juergen Klopp.
“Saya tidak bisa berbahasa Inggris dan Klopp juga tidak bisa bahasa Spanyol. Selama ini Pep Lijnders dan Vitor Matos (staf pelatih Klopp) yang menjadi penerjemah.”
“Mereka ada di sebelah saya dan menjelaskan yang saya harus lakukan. Kalau tidak begitu, saya akan masuk ke lapangan tanpa tahu tugas saya.”
“Namun, Klopp mendukung dan memberikan kepercayaan diri, dan saya harus membalas kepercayaannya dengan penampilan di lapangan,” ucap Nunez.
Momen terburuk Nunez pun tak diragukan lagi saat ia mendapat kartu merah pada laga versus Crystal Palace, September lalu, yang membuatnya diskors tiga pertandingan.
Ia pun memetik pelajaran mahal dari momen itu.
“Periode setelah kartu merah itu sangat sulit. Saya tahu saya membuat kesalahan besar dan sadar tidak boleh mengulanginya lagi," tuturnya.
“Saya harus menahan diri dan lebih sedikit bicara. Semua orang membuat kesalahan dan yang saya lakukan akan jadi pelajaran.”
“Hal terpenting adalah memberikan dampak untuk tim, jadi orang yang bisa berkontribusi, dan tenang saat tidak mencetak gol.”