Kento Momota, Bulu Tangkis yang Menyakitkan, dan Turunnya Rasa Percaya Diri

By Delia Mustikasari - Kamis, 13 Oktober 2022 | 09:30 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, melakukan gesture meminta maaf setelah memutuskan mundur dari pertandingan melawan wakil India, Lakshya Sen, pada penyisihan Grup A BWF World Tour Finals 2021 di Bali International Convention Center & Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Rabu (1/12/2021). (HUMAS PP PBSI)

BOLASPORT.COM - Peringkat pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, telah turun menjadi ke peringkat ke-9 dunia dalam daftar peringkat Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang diterbitkan pada Selasa, 11 Oktober 2022.

Dalam sebuah wawancara eksklusif oleh pada akhir September 2022, Kento Momota yang merupakan mantan tunggal  putra nomor satu dunia mengungkapkan kesulitan yang dia alami dalam dua tahun terakhir, dan apa yang dia perlu dilakukan untuk kembali ke puncak.

Kento Momota melakukan kilas balik soal Olimpiade pertamanya yakni Olimpiade Tokyo 2020. Namun, dia terhenti lebih awal.

"Olimpiade benar-benar berbeda. Dalam pikiran saya, saya memiliki gambaran berdiri di atas
podium tertinggi dan mendengarkan lagu kebangsaan, tetapi hasilnya jauh dari apa yang saya
harapkan," kata Momota dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet.

Baca Juga: Febriana/Amalia Ditempa agar Kapasitasnya Bisa Dekati Apriyani/Fadia

"Saya pikir, secara bertahap kehilangan kepercayaan diri saya. Dua tahun lalu saya mengatakan bahwa saya siap meraih medali emas.  Saya pikir saya telah melakukan semua yang saya bisa sebelum Olimpiade, tetapi."

Setelah gagal pada Olimpiade Tokyo 2020, pebulu tangkis berusia 28 tahun itu merasa berantakan dan merasa sakit saat bermain bulu tangkis.

"Tidak, sekarang ini sangat menyakitkan. Saya tidak memiliki kegembiraan, tetapi saya harus melakukannya. Saya tidak bisa menang. Saya saat ini dalam situasi di mana saya tidak tahu apa yang kurang dalam diri saya," aku Momota.

"Ini tidak menakutkan, tetapi saya mulai kehilangan kepercayaan diri saat bermain. Saya tidak memiliki tujuan tertentu dalam pikiran, tetapi saya mencoba melakukan apa yang saya bisa dalam keseharian saya."

"Saya telah mencoba untuk memperbaiki kelemahan saya dan saya terus berlatih juga memperbaiki dalam pikiran saya," ujar Momota.

Satu tahun telah berlalu sejak kekalahan pada babak penyisihan grup Olimpiade Tokyo, Momota
bersumpah untuk membuat comeback dan benar-benar bekerja keras saat latihan.

Namun, Momota tersingkir pada babak kedua Kejuaraan Dunia 2022. Dia kalah dari H. S. Prannoy
(India), 17-21, 16-21.

Pada pekan berikutnya setelah Kejuaraan Dunia, Momota kalah dari Chico Aura Dwi Wardoyo dari (Indonesia), 15-21, 20-22 pada babak pertama Japan Open 2022.

Untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya yang hilang, Momota mengatakan bahwa dia melihat hasilnya dan mengakui itulah kekurangannya saat ini.

"Setelah tidak menang pada Olimpiade Tokyo, saya tidak berpikir ada kemungkinan kami bisa memenangkan gelar," ucap Momota.

Saat ditanya apakah Momota merasakan tekanan untuk berkompetisi pada dua turnamen level tinggi di rumah sendiri, Momota merasa seperti dia tidak tahu apa yang terjadi, atau tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Sementara itu rekan senegara Momota, Kenta Nishimoto memenangkan Japan Open. 

"Kami sudah berlatih bersama untuk waktu yang lama dan menurut sata dia pemain yang bagus. Saya pikir lebih banyak pemain yang bermain agresif saat ini. Namun, itu tidak berguna jika
Anda tidak bisa membela diri, dan tentu saja, Anda juga harus bisa menyerang."

"Bagi saya sendiri, saya adalah tipe pemain yang bisa mendaratkan pukulan keras. Saya tidak ingin menghilangkan gaya  bermainsaya, jadi saya tidak punya niat untuk mengubahnya," ujar Momota.

"Saya pikir gaya itu mungkin cocok untuk saya. Kami menang sebelumnya, jadi saya tidak berpikir kami perlu mengubah itu.:

Menurut Momota, tujuan dia sekarang adalah memenangkan gelar lain di turnamen besar di mana semua tunggal putra elite dunia berpartisipasi.

"Ya, itu sangat sulit (untuk menang). Sangat bagus untuk bisa menang. Saya tidak ingin berpikir bahwa lolos ke Olimpiade Paris adalah hal yang mudah. Saya bukan tipe orang yang menetapkan tujuan jangka panjang sejak awal. Tidak sama sekali untuk saat ini," tutur Momota.

Baca Juga: Tunggal Putra Indonesia Sudah Capai Target pada 2022, tetapi...

 Sebelum Olimpiade Paris 2024, Momota ingin keluar dari keputusasaan dan memenangkan gelar dalam satu turnamen.

"Pertama, saya ingin beristirahat dan bersenang-senang sebentar saat saya berusia 28 tahun. Saya tidak mau olahraga yang membuat saya merasa sangat merasa tersakiri sekarang," kata Momota.

"Jika saya bisa mengatasi perasaan ini, saya akan mendapatkan kembali motivasi saya dan saya pikir hasil yang saya cari akan mengikuti. Sejujurnya, saya tidak berpikir karier saya sebagai pemain akan selama itu sejak saya berkompetisi di turnamen mendatang untuk sisa 2022."

Momota selanjutnya akan berpartisipasi pada Denmark Open 2022 (18-23 Oktober) dan French Open 2022 (25-30 Oktober).