CEO Piala Dunia 2022 Minta Turnamen Tak Dibuat sebagai Platform Pernyataan Politik

By Khasan Rochmad - Kamis, 13 Oktober 2022 | 18:15 WIB
CEO Piala Dunia 2022 Qatar, Nasser Al-Khater. (TWITTER.COM.WNGERINMONTU)

Salah satunya adalah dengan menentang adanya perilaku yang tidak sesuai norma Islam, yakni adanya dukungan kepada komunitas LGBTQ.

Beberapa waktu lalu, 10 negara Eropa menyatakan bakal menggunakan ban kapten berwarna putih bertuliskan One Love dengan logo berbentuk hati berwarna pelangi.

Hal ini dilakukan oleh beberapa negara sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas tersebut.

Di Eropa, dukungan ini lazim diberikan agar tidak membatasi orientasi seksual seseorang dalam menikmati sepak bola.

Namun, bagi nilai dan norma negara Qatar, hal ini tentu bertentangan dengan ajaran yang diyakini.

Qatar memang mengizinkan komunitas LGBTQ untuk hadir secara langsung, tetapi mereka tidak akan mengubah aturan yang sudah dibuat.

Nasser Al-Khater meminta untuk menghormati kultur yang ada di negara Qatar.

Dia berharap tidak ada yang menggunakan ajang Piala Dunia sebagai kampanye politik.

Baca Juga: PIALA DUNIA - Cedera Lutut Takkan Halangi Reece James ke Qatar

"Pada akhirnya, selama Anda tidak melakukan apa pun yang merugikan orang lain, jika Anda tidak merusak properti publik, selama Anda berperilaku dengan cara yang tidak berbahaya, maka semua orang diterima dan Anda memiliki tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Al-Khater, dikutip BolaSport.com dari Daily Mail.

"Dari apa yang saya pahami, ada diskusi yang terjadi tentang berbagai pesan politik yang akan disampaikan."

"Ini adalah turnamen olahraga yang orang ingin datang dan nikmati. Mengubahnya menjadi platform pernyataan politik yang menurut saya tidak tepat untuk olahraga," ujar Al-Khater.