Mundur dari Arema FC, Gilang Juragan 99 Akui Trauma Berat dan Singgung Tanggung Jawab Moral

By Lukman Adhi Kurniawan - Minggu, 30 Oktober 2022 | 09:15 WIB
Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana dan manajer klub, Ali Rifki (INSTAGRAM/@AREMAFCOFFICIAL)

BOLASPORT.COM - Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, membeberkan alasan tinggalkan jabatan presiden klub tim Singo Edan.

Seperti diketahui, Gilang ditunjuk jadi presiden Arema FC sejak 2021.

Namun, pasca Tragedi Kanjuruhan, pemilik Juragan 99 Trans ini memutuskan mundur sejak Sabtu (29/10/2022).

Baca Juga: Elkan Baggott Mulai Dapatkan Tempat Reguler, Pelatih Gillingham FC Frustrasi Belum Raih Kemenangan

Meletakan jabatannya, Gilang Widya Pramana mengaku jika keputusan ini diambil tanpa tekanan.

Hal ini murni karena dia ada perasaan trauma pasca hilangnya ratusan nyawa korban saat laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut. 

"Pengunduran diri ini tidak ada pressure dari pihak mana pun.

"Itu murni karena tanggung jawab moral saya, murni karena saya sangat merasakan kesedihan, traumatis, dan saya tanggung jawab untuk mundur," kata Gilang Widya Pramana dilansir BolaSport.com dari laman Kompas.com.

Baca Juga: Klaim Sudah Jalankan Tanggung Jawab, Iwan Bule Tolak Tinggalkan Kursi Ketum PSSI

Sebelumnya, Gilang sudah melakukan kunjungan dan memberikan bantuan kepada korban.

Sejak saat itu, dia juga merasakan duka yang dialami keluarga korban yang harus kehilangan anggota keluarganya.

"Saya sampai setiap malam selalu memikirkan, sejak hari pertama sampai saat ini juga susah tidur, tidak nyenyak, ada perasaan mengganjal yang saya rasakan."

"Kemarin saya dan manajer bergerak ke Trenggalek, Tulungagung, untuk ke rumah duka, sedih banget rasanya. "

"Mereka kehilangan orang yang dicintai, kehilangan kepala keluarga yang mencari nafkah untuk anak dan istrinya," ujarnya.

Baca Juga: Resmi, Duel Timnas U-20 Indonesia Vs Moldova Disiarkan Secara Langsung

Gilang menjelaskan jika semua yang ada di tubuh Arema FC saat ini dalam kedaan trauma.

Pasalnya, mereka menjadi saksi langsung dan berada di stadion saat Tragedi Kanjuruhan terjadi.

"Ini benar-benar kejadian yang hanya bukan saya."

"Hampir semua manajemen, pemain dan yang terlibat semuanya mengalami trauma yang sangat luar biasa," ujarnya.