10 Hari Menuju Piala Dunia 2022 - Samuel Eto'o Klaim Kejutan Tergila di Qatar, Juaranya dari Afrika

By Taufik Batubara - Kamis, 10 November 2022 | 10:12 WIB
Samuel Eto'o berpose dengan latar belakang tugu hitung mundur Piala Dunia 2022 di Qatar. (TWITTER.COM/SAMUELETOO)

BOLASPORT.COM - Piala Dunia 2022 kini sudah dalam hitungan jari. Samuel Eto'o mengguncang keyakinan kuat dunia dengan mengklaim juaranya bukan lagi langganan dari Amerika Latin atau Eropa.

Sampai detik ini, berbagai lembaga riset dan bursa taruhan global masih haqqul yaqin juara Piala Dunia 2022 akan berasal dari Eropa atau Amerika Latin/Selatan.

Tak lain tak bukan, tim-tim yang paling digadang-gadang menjadi kampiun dari dua zona itu adalah Inggris, Prancis, Argentina, dan Brasil.

Keempat tim itu memang pernah menikmati trofi prestisius Piala Dunia.

Inggris baru 1 kali juara tahun 1966 kala menjadi tuan rumah.

Baca Juga: PIALA DUNIA - Kesempatan Terakhir Cristiano Ronaldo Pecahkan Satu Rekor Pele dan Miroslav Klose

Prancis juara 2 kali, masing-masing tahun 1998 juga saat menjadi tuan rumah dan terkini 2018 di Rusia.

Argentina juga juara 2 kali, yang pertama ketika jadi tuan rumah tahun 1978 dan kedua pada 1986 di Meksiko.

Brasil menjadi negara paling produktif dengan 5 kali juara tahun 1958 (Swedia), 1962 (Cile), 1970 (Meksiko), 1994 (Amerika Serikat), dan 2002 (Jepang-Korea Selatan).

Tim-tim lain yang pernah juara adalah Jerman (4 kali), Italia (4), Uruguay (2), dan Spanyol (1).

Nah, Anda lihat sendiri kan, dalam 21 kali penyelenggaraan Piala Dunia sejak 1930, juaranya selalu dari zona Amerika Latin (CONMEBOL) dan Eropa (UEFA).

Distribusi rincinya, 9 edisi direbut tim Amerika Latin, 12 edisi digondol Eropa.

Padahal, ada 4 zona atau konfederasi lainnya, yakni Asia (AFC), Afrika (CAF), Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (CONCACAF), dan Oseania (OFC).

Khusus dari OFC, jarang sekali ada yang lolos ke Piala Dunia.

Baca Juga: Stadion Piala Dunia - Estadio Mineirao, Si Raksasa yang Jadi Mimpi Buruk untuk Warga Brasil di Piala Dunia 2014

Amerika Latin dan Eropa selalu dominan karena persepakbolaan mereka secara umum memang jauh lebih maju, matang, dan kuat dibanding zona-zona lainnya.

Dalam Piala Dunia 2022 edisi ke-22 di Qatar ini, CONMEBOL hanya diwakili 4 tim, sedangkan UEFA 13.

Selebihnya, 6 dari AFC, 5 dari CAF, dan 4 dari CONCACAF.

Masihkah tim Amerika Latin atau Eropa memperpanjang hegemoninya di Qatar?

Samuel Eto'o menjawabnya dengan melontarkan klaim berani bahwa hegemoni kedua zona itu akan berakhir.

Mantan striker Barcelona dan Inter Milan tersebut tampil di 4 edisi Piala Dunia untuk Kamerun sepanjang karir gemilangnya.

Dia mengklaim bahwa tahun ini adalah saatnya tim Afrika menunjukkan potensi penuh mereka.

Padahal, jangankan sampai ke final, sampai kini saja belum ada negara dari Afrika yang pernah berhasil melewati perempat final.

Hanya Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010) yang mampu melewati babak 16 besar, tapi kemudian gagal di perempat final.

Baca Juga: Skuad Timnas Prancis di Piala Dunia 2022 - Ada Karim Benzema, Lini Depan Dipenuhi Penyerang Mematikan

Namun, Eto'o dengan lantang menyatakan Kamerun akan melaju ke final Piala Dunia tahun ini dan bertemu tim sezonanya, Maroko.

Saat ini Kamerun berada di posisi 43 ranking FIFA, sedangkan Maroko 22.

Pria berusia 41 tahun itu tidak sedang ngelindur atau halu.

Dia memiliki reputasi sebagai salah satu striker terbaik di dunia dan pemain terhebat Afrika sepanjang sejarah.

Sejak 11 Desember 2021, Eto'o menjadi Presiden Federasi Sepak Bola Kamerun.

"Afrika selalu punya potensi untuk meraih gelar Piala Dunia, tapi kami belum konsisten menunjukkan wajah terbaik hingga saat ini," ucap Eto'o dalam kapasitasnya sebagai duta Qatar Legacy.

Sebagaimana dikutip BolaSport Network dari ESPN, dia menambahkan, selama bertahun-tahun tim-tim Afrika telah memperoleh sangat banyak pengalaman di turnamen sepak bola terheboh itu.

Kini, tegasnya, tim-tim itu siap tidak sekadar untuk berpartisipasi di Piala Dunia, tetapi juga menjuarainya.

"Kamerun akan memenangi final Piala Dunia melawan Maroko," tegas Eto'o.

Rute ke Final Piala Dunia

Eto'o lantas membentangkan rute pasti yang akan ditempuh Kamerun dan Maroko hingga sampai ke final.

Ingat ya, final Piala Dunia belum pernah melibatkan tim dari luar Eropa dan Amerika Latin.

Baca Juga: PIALA DUNIA - Ditinggal Inggris, Reece James Sesalkan Usaha Keras yang Sia-Sia

Eto'o memperingatkan Inggris bahwa mereka akan diganggu oleh tuan rumah Qatar di babak 16 besar.

"Kami sudah mengamati persiapan yang dilakukan Qatar dalam beberapa tahun terakhir dan cara tim mendapatkan kematangannya."

"Timnas lainnya tak menduga kualitas Qatar saat ini, dan saya yakin mereka akan mampu membuat kejutan," lanjut Eto'o.

Dia memprediksi Maroko akan menyingkirkan Spanyol, Portugal, dan juara bertahan Prancis dalam perjalanan ke pertemuan dengan Kamerun.

Kamerun akan mengalahkan Belgia dan Senegal di perempat final dan semifinal untuk melaju ke final.

"Ini adalah mimpi yang akan menjadi kenyataan. Bagi setiap pemain, meraih gelar adalah tujuan akhir."

"Sebagai presiden federasi, saya akan senang melihat Kamerun menjuarai Piala Dunia," tegasnya.

Tim berjuluk The Indomitable Lions (Singa Tangguh), yang bersaing di Piala Dunia untuk kedelapan kalinya sekaligus jadi rekor Afrika, itu akan beradu dengan Brasil, Serbia, dan Swiss di Grup G.

Inspirasi Inter Milan

Awal pekan ini, Eto'o mengungkapkan kepada situs resmi FIFA bahwa dia ingin Kamerun mengambil inspirasi dari Inter Milan.

Klub Italia yang tak diunggulkan itu ternyata mampu mengalahkan Barcelona dan Bayern Muenchen untuk menjuarai Liga Champions 2010 di bawah asuhan Jose Mourinho.

Baca Juga: Skuad Timnas Kroasia di Piala Dunia 2022 - Bawa 6 Pemain Uzur, Luka Modric Tetap Andalan

Inter membungkam favorit juara Barcelona dengan agregat 3-2 di semifinal, lalu menghancurkan Bayern 2-0 di final.

Dan, Eto'o menjadi salah satu bintang sukses Inter Milan itu.

"Saya tak melihat (alasan) mengapa kami tidak bisa juara Piala Dunia."

"Saya percaya, untuk menjuarai Piala Dunia Anda tak perlu menjadi monster atau alien, Anda hanya perlu persiapan yang baik, mentalitas yang kuat, dan sedikit kegilaan," tandas Eto'o.

Dia kembali menyebut, "Saya selalu mengambil Inter sebagai contoh. Tidak seorang pun di awal 2009-2010 berpikir kami bisa menjuarai Liga Champions. Tetapi Mourinho melakukan sesuatu yang gila, dengan sekelompok orang dan pejuang."

"Saya juga menginginkan hal yang sama seperti itu untuk Kamerun," pungkasnya.

Bersama pelatih Rigobert Song, Kamerun akan memulai mimpinya menjuarai Piala Dunia 2022 dengan melawan Swiss, 24 November.

Song adalah mantan bintang Kamerun yang masih memegang cap atau penampilan terbanyak timnasnya dengan 137 laga.

Selain Zinedine Zidane, eks bek Liverpool itu adalah satu-satunya pemain yang terkena kartu merah di dua Piala Dunia berbeda, yakni saat melawan Brasil pada 1994 dan kontra Cile tahun 1998.

Dia juga memegang rekor sebagai pemain termuda yang pernah diusir keluar lapangan di Piala Dunia pada usia 17 tahun.

Dijuluki Big Chief oleh fans Turki, dia adalah paman Alex Song, mantan pemain Arsenal dan Barcelona.

Kamerun ternyata sudah punya pelatih "gila" sejak usia muda.

Mari kita tunggu, apakah klaim berani Eto'o ini menjadi kenyataan.