PIALA DUNIA 2022 - Daftar 8 Pelatih yang Langsung Terusir Timnas, Terbanyak dari Eropa

By Sri Mulyati - Jumat, 16 Desember 2022 | 12:30 WIB
Pelatih timnas Portugal, Fernando Santos, berkomunikasi dengan Matheus Nunes dalam laga Liga A Grup 2 UEFA Nations League kontra timnas Swiss di Stadion Stade de Geneve, 12 Juni 2022. (FABRICE COFFRINI/AFP)

BOLASPORT.COM - Sudah ada delapan pelatih yang langsung terusir dari tim nasional sebagai dampak kegagalan di Piala Dunia 2022 dengan Benua Eropa sebagai penyumbang terbanyak.

Kegagalan di Piala Dunia 2022 langsung menjadi akhir karier dari delapan pelatih timnas yang menjadi peserta ajang tersebut.

Beberapa timnas langsung memutus kontrak pelatih usai gagal membawa pulang trofi emas.

Akan tetapi, sejumlah pelatih memilih mengundurkan diri usai hasil minor yang mereka raih dari Piala Dunia 2022.

Negara-negara Benua Eropa membuat keputusan cepat karena jadwal padat yang menanti usai Piala Dunia tahun ini berakhir.

Mereka sudah dihadapkan dengan jadwal laga kualifikasi Piala Eropa 2024 mulai Maret tahun depan.

Oleh karena itu, tim nasional dari negara Benua Biru harus kembali menyusun strategi untuk menghadapi turnamen selanjutnya.

Baca Juga: PIALA DUNIA 2022 - Jose Mourinho Diam Seribu Bahasa di Tengah Isu Latih Timnas Portugal

Berikut delapan pelatih yang langsung terkena dampak kegagalan di Piala Dunia 2022 seperti dilansir BolaSport.com dari Transfermarkt:

1. Roberto Martinez (Belgia)

Usai timnas Belgia tersingkir langsung di babak grup, Roberto Martinez langsung mengumumkan kemundurannya.

Kegagalan Martinez mengangkat generasi emas Belgia membuatnya mantap mundur dari jabatan yang ia emban selama enam tahun.

Asisten Martinez, Thierry Henry, dijagokan menggantikan posisi sang pelatih.

2. Gerardo Martino (Meksiko)

Jabatan Gerardo Martino sebagai pelatih timnas Meksiko langsung berakhir begitu ia memainkan laga terakhir fase grup melawan timnas Argentina.

Martino gagal melanjutkan tradisi Meksiko yang selalu lolos dari fase grup sehingga ia harus angkat kaki.

3. Otto Addo (Ghana)

Otto Addo mengemban jabatan sebagai pelatih timnas Ghana selama kurang dari satu tahun.

Kegagalan Ghana menembus fase gugur Piala Dunia 2022 membuat periode kepelatihannya tidak berlangsung lama.

Ghana belum menunjuk pengganti dengan cepat, tetapi posisi Addo dirumorkan akan menjadi milik Chris Hughton yang menjadi asistennya.

Baca Juga: FINAL PIALA DUNIA 2022 - Bareng Argentina, Lionel Scaloni Pernah Tekuk Prancis di Partai Puncak Turnamen

4. Paulo Bento (Korea Selatan)

Meski mampu lolos dari fase grup secara dramatis, timnas Korea Selatan tidak mempertahankan Paulo Bento.

Usai kalah dari timnas Brasil dengan skor 1-4 pada babak 16 besar, sang pelatih memutuskan meninggalkan pekerjaan yang sudah ia lakoni selama empat tahun.

Hingga saat ini, Korea Selatan sendiri belum mengumumkan pengganti Bento.

5. Luis Enrique (Spanyol)

Pulang dari Qatar hanya dengan satu kemenangan, Luis Enrique kehilangan pekerjaan usai timnas Spanyol disingkirkan timnas Maroko pada babak 16 besar.

Spanyol tidak butuh waktu lama untuk menunjuk Luis de la Fuente sebagai penerus Enrique.

6. Louis van Gaal (Belanda)

Di antara pelatih yang bernasib sama, situasi Louis van Gaal menjadi yang paling tidak mengejutkan.

Van Gaal sudah berencana mengakhiri masa kepelatihannya usai Piala Dunia 2022 demi menjalani perawatan kanker prostat yang ia derita.

Dari desas-desus yang beredar, Belanda berpeluang kembali menunjuk Ronald Koeman untuk menggantikan Van Gaal.

Baca Juga: FINAL PIALA DUNIA 2022 - Bukan Mbappe, Argentina Harus Waspadai 4 Jimat Kebal Kalah Prancis

7. Tite (Brasil)

Berangkat ke Qatar dengan status favorit dan peringkat pertama FIFA, timnas Brasil justru terhenti di babak perempat final oleh timnas Kroasia.

Oleh karena itu, Tite memutuskan periode kepelatihannya telah berakhir setelah enam tahun menukangi Tim Samba.

8. Fernando Santos (Portugal)

Setelah hanya membawa timnas Portugal melaju hingga babak perempat final Piala Dunia 2022, Fernando Santos harus merelakan jabatannya.

Santos memangku jabatan tersebut sejak 2014 dan berhasil membawa Portugal menjuarai Piala Eropa 2016.