Derita Yamaha Jadi Tim Sebatang Kara pada MotoGP 2023 Mulai Terasa

By Nestri Y - Jumat, 17 Februari 2023 | 19:00 WIB
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo akhirnya dapat top speed di tes Sepang namun keunggulan Yamaha justru melemah. (MOTOGP)

BOLASPORT.COM - Penderitaan Yamaha tanpa tim satelit di MotoGP 2023 mulai terasa setelah tes pramusim yang dilangsungkan di Sirkuit Sepang, Malaysia pekan lalu.

Monster Energy Yamaha menjadi satu-satunya tim pabrikan sebatang kara di MotoGP 2023.

Setelah ditinggalkan RNF Racing yang musim ini membelot ke Aprilia, pabrikan Iwata, Jepang itu akan bertarung tanpa tim satelit.

Situasi tersebut diprediksi akan membuat tim berlogo garpu tala itu kesulitan mengarungi musim hanya dengan mengandalkan Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli.

Perkiraan tersebut nyatanya justru datang lebih awal, di mana Yamaha sudah merasakan penderitaan sejak pramusim MotoGP 2023.

Tes Sepang sudah menggambarkan betapa menderitanya pabrikan Iwata dalam pengujian selama tiga hari (10-12 Februari) di Sirkuit Sepang, Malaysia itu.

Top speed yang dibukukan Fabio Quartararo, 334 km/jam, tetap tidak dapat membuat Yamaha bersuka ria.

Direktur Tim Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli, bahkan sudah mengeluhkan beberapa kerugian akibat minimnya pembalap di paddock ketika tes Sepang bergulir.

Meregalli menjelaskan ada beberapa perangkat yang belum bisa diuji dan dieksplorasi lebih luas oleh Yamaha selama tes Sepang karena hanya memiliki dua pembalap.

Baca Juga: Marc Marquez Realistis, Tolak Disebut Favorit Juara di MotoGP 2023

Jika mau membandingkan dengann Ducati, jelas terasa jomplang.

Ducati memiliki empat tim dengan total delapan motor. Masing-masing pembalap skuad Si Merah Borgo Panigale pun bisa ditugaskan untuk menguji berbagai macam perangkat dalam waktu yang lebih efisien.

Ditambah lagi kondisi trek yang sempat diguyur hujan juga menghalangi Yamaha untuk menguji coba sejumlah perangkat lain.

"Itu adalah tes penting bagi kami, tetapi karena hujan kami tidak dapat mengevaluasi dan memeriksa semua bagian baru dalam waktu singkat," tutur Massimo Meregalli dikutip BolaSport.com dari Speedweek.

"Beruntung kami masih bisa mencoba item yang paling penting, tapi kami tidak dapat mengevaluasi secara mendetail beberapa komponen paket aero dan sasis di Malaysia."

"Kami harus menguji mereka lagi di tes Portimao," lanjut pria asal Italia itu.

Hanya memiliki dua pembalap dan diperparah kondisi hujan membuat sebagian besar rencana Yamaha melakukan beberapa pengujian perangkat di tes Sepang batal terwujud.

Mengulang pengujian yang sama pada tes Portimao, Portugal tentu seperti mengerjakan perkerjaan yang sama sebanyak dua kali. 

Buang waktu dan energi jelas menjadi kerugian yang paling dirasakan Yamaha, tetapi ini menjadi risiko mereka tanpa tim satelit.

Baca Juga: Aleix Espargaro Ungkap 2 Hal yang Bikin Ducati Bakal Mendominasi MotoGP 2023

"Kami tetap puas dengan kecepatan tertinggi yang kami peroleh. Namun sayangnya, kami tidak dapat mengerjakan seluruh rencana pengujian," ungkap Meregalli.

"Daftar suku cadang (yang harus diuji) terlalu banyak dan waktu kering trek pun terlalu singkat (karena hujan, red)."

"Sekarang kami akan menganalisis semua data secara mendetail selama beberapa minggu ke depan dan mempersiapkan diri dengan baik untuk tes terakhir di Portimao (17-19 Maret)," tandasnya.

Selain menjadi tim sebatang kara, Yamaha sejatinya juga menjadi satu-satunya tim yang masih 'ketinggalan' di grid MotoGP karena mereka masih kukuh menggunakan mesin inline 4 silinder.

Sempat ada wacana bahwa Yamaha akan beralih ke V4 yang jauh lebih ramping, tetapi Manajer Tim Yamaha, Lin Jarvis, masih belum mau berbicara banyak.

Jarvis masih optimistis mesin inline 4 silinder YZR-M1 2023 bisa diharapkan musim ini.

"Pada akhirnya ini akan selalu menjadi mesin Yamaha," kata Jarvis.

"Karena keputusan akhir soal mesin telah diputuskan di Jepang. Kami memiliki sekelompok insinyur spesialis di sana yang menangani desain, pengembangan, pengujian dan manufakturnya," jelas Jarvis.

Baca Juga: Quartararo dan Morbidelli Merana Saat Pramusim, Yamaha Masih Yakin Bakal Ngegas pada MotoGP 2023

Pria 65 tahun itu juga masih percaya diri, setelah Suzuki Ecstar hengkang, Yamaha akan menjadi tim terakhir bermesin inline silinder yang mampu tetap memuncaki MotoGP.

"Di musim 2022, dua dari tiga seri balapan terakhir dimenangkan oleh tim bermesin inline silinder," kata Jarvis.

"Yamaha berhasil menempati posisi kedua musim lalu. Sedangkan di kategori pembalap, Yamaha menempati posisi pertama dan kedua selama tiga tahun terakhir," tandasnya.