Saat Juara Malah Buntung, Max Verstappen Meradang Ditodong 15 Miliar untuk Balapan Lagi di F1

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Minggu, 19 Februari 2023 | 21:45 WIB
Pembalap Red Bull Racing, Max Verstappen, saat peluncuran tim jelang Formula 1 musim 2023. (TWITTER.COM/REDBULLRACING)

BOLASPORT.COM - Pembalap Red Bull Racing, Max Verstappen, meradang dengan besarnya biaya perpanjangan super licence yang merupakan syarat untuk berlomba di Formula 1.

Memiliki super licence yang dikeluarkan oleh Federasi Otomobil Internasional (FIA) menjadi syarat utama bagi pembalap untuk bisa mentas di F1.

Super licence pada dasarnya berfungsi agar hanya pembalap yang berkompeten yang bisa mentas di kompetisi tertinggi dari dunia balap mobil ini.

Untuk mendapatkan super licence tidak mudah karena pembalap harus mengumpulkan sejumlah poin yang ditentukan dari prestasi mereka pada ajang resmi FIA lainnya.

Selain itu ada biaya yang harus dikeluarkan per tahunnya.

Dilansir dari F1i.com, tarif pokoknya 10.400 euro atau hampir 170 juta rupiah menurut kurs ketika berita ini ditulis.

Kemudian masih ada biaya tambahan sebesar 2.100 euro per poin yang diraih pembalap dari musim sebelumnya.

Dengan 454 poin yang dikumpulkannya saat mempertahankan gelar juara tahun lalu, Verstappen harus membayar uang sebesar 963.800 euro (Rp 15,6 miliar) untuk tahun 2023.

Ini merupakan biaya terbesar untuk perpanjangan super licence sepanjang sejarah.

Baca Juga: Jadwal F1 2023 - Masih Jadi Musim Terpanjang walau Tanpa GP China

"Saya pikir jumlahnya absurd," kata pembalap yang ditaksir menerima gaji sebesar 55 juta dolar Amerika Serikat (Rp 835 miliar) per tahun itu kepada Servus TV.

"Saya rasa tidak benar jika kami harus membayar sebanyak itu. Ini tidak berlaku di olahraga lain dan akan ada lebih banyak balapan."

F1 musim ini akan memuat 23 balapan.

Dengan maksimal 25 poin dari setiap lomba, plus 1 poin dari catatan waktu lap tercepat, serta maksimal 8 poin dari 6 lomba sprint yang direncanakan, ada 646 poin untuk diperebutkan.

Tidak hanya pembalap yang harus merogoh kocek dalam-dalam.

Tim balap juga harus membayar sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran untuk berlomba di setiap musimnya.

Red Bull Racing mendapatkan tagihan sebesar 6.242.636 dolar AS (Rp 94,9 miliar).

Rinciannya adalah biaya pokok sebesar 617.687 dolar AS (Rp 9,4 miliar) serta 7.411 dolar AS (Rp 112,6 juta) per poin khusus bagi tim juara bertahan.

Sebagai informasi, biaya tidak masuk hitungan dalam pembatasan bujet yang diterapkan di F1.

Baca Juga: Menuju Comeback Andrea Iannone, Satu-Satunya Pembalap yang Ditakuti Marc Marquez

"Saya tidak mengira berapa yang harus kami bayarkan kepada FIA untuk seluruh poinnya," canda Kepala Tim Red Bull, Christian Horner.

"Saya menerima tagihannya dan jumlahnya luar biasa," terangnya.

Secara keseluruhan FIA meraup 26,7 juta dolar AS (Rp 405 miliar) dari biaya super licence dan pendaftaran tim jelang bergulirnya F1 musim 2023.

F1 musim 2023 akan dibuka dengan balapan GP Bahrain di Sakhir, Bahrain, pada 5 Maret mendatang.

Baca Juga: Marc Marquez Tak Perlu Mencak-mencak Tunggu Kemajuan Honda untuk MotoGP 2023