Hokky Caraka dkk Dihimbau Perlu Didampingi Psikolog untuk Pulihkan Mental

By Reno Kusdaroji - Sabtu, 1 April 2023 | 10:15 WIB
Hokky Caraka mendapatkan kartu merah setelah insiden dengan pemain Fiji. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Mantan Psikolog PSS Sleman Kumala Windya menilai bahwa Hokky Caraka dkk perlu didampingi untuk memulihkan mental pasca batalnya Piala Dunia U-20 2023.

Seperti diketahui, Hokky Caraka cukup vokal dalam menyuarakan kekecewaannya atas batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Pemain PSS Sleman itu menjadi yang pertama dari para pemain timnas u-20 Indonesia yang turun ke media sosial untuk menuliskan pesan penuh emosional.

Pembatalan yang disebabkan intervensi dari Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat banyak pihak menaruh simpati kepada para pemain timnas U-20 Indonesia.

Salah satunya ialah Kumala Windya R., M.Psi. Selaku seorang psikolog, Kumala merasa mental para pemain muda timnas u-20 ini masih sangat rapuh.

Mantan psikolog PSS Sleman tahun 2018 itu menegaskan bahwa Hokky Caraka dkk membutuhkan pendampingan.

Ia menyinggung peran serta orang terdekat untuk turut membantu para pemain timnas u-20 untuk melewati masa sulit ini.

Banyak cara yang bisa dilakukan, namun menurutnya dibutuhkan kehati-hatian karena mental dan perasaan para pemain sedang sensitif.

Cara pertama yang disarankannya adalah menjadi pendengar yang baik.

Baca Juga: Meski Indonesia Disanksi Berat FIFA, Arkhan Kaka Masih Berambisi Abroad

Dalam kondisi ini, pemain membutuhkan orang yang mau mendengarkan ceritanya tentang kekecewaan, kekhawatiran, dan kemarahan yang dialami mereka.

Mereka butuh menceritakan semua pikiran dan mengekspresikan emosinya agar merasa lega.

"Bagaimanapun juga, situasi ini adalah sebuah kegagalan besar dan wajar jika itu menimbulkan kekecewaan dan kesedihan," kata Kulama dikutip dari Kompas.com.

"Pemain butuh didengarkan dan divalidasi emosinya sehingga ia merasa diterima dan memiliki 'teman' yang juga merasakan hal yang sama," imbuhnya.

Saat mendengarkan cerita mereka perlahan, pemain diarahkan untuk mengelola pikiran dan emosinya.

Supaya, mereka bisa lebih tenang dan dapat melepaskan beban pikirannya.

Selanjutnya, pemain juga perlu bantuan untuk mengelola pikirannya dengan membantu menumbuhkan growth mindset.

"Dimulai dari memahami situasi yang terjadi yaitu keputusan FIFA untuk membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," kata psikolog itu.

"Sehingga, mereka batal bertanding," ucap psikolog yang pernah membantu timnas Putri di aajang SEA Games 2019 itu.

Baca Juga: Ambisi Persib Menangi 3 Laga Sisa supaya Posisi Runner-up Tak Direbut Persija

"Growth mindset yang perlu dimiliki pemain adalah menyadari bahwa ada banyak situasi yang tidak bisa dikontrol pemain."

"Ada banyak situasi yang tidak bisa dikontrol pemain, ada banyak pihak lebih berkuasa daripada kemampuan PSSI atau pemerintah Indonesia untuk mengambil keputusan."

Lebih lanjut, psikolog spesialis olahraga itu juga menyarankan untuk mengarahkan para pemain supaya tidak overthingking masalah sanksi FIFA ke depannya.

Ia juga menyarankan ada baiknya juga pemain dibatasi mengakses media sosial untuk mengurangi berita negatif.

"Jika pemain merasa terlalu penuh pikirannya karena mendapat terlalu banyak informasi negatif atau media sosial,"

"Ada baiknya pemain menghindari berita atau informasi tentang situasi ini," kata Kumala.

Dari semua saran yang ia berikan, yang paling pentin adalah orang terdekat harus sabar dan terus mendampingi pemain.

Terus memberikan dukungan positif agar menjauhkan pemain dari pola pikir negatif atau sampai pikiran bertindak destruktif.

Baca Juga: PSM Juara Liga 1 tetapi Gagal Lewati Rekor Istimewa Persib Musim Ini