Alasan Herry IP Mau Jadi Pelatih Ganda Campuran meski 2 Kali Dapat Tawaran Menggiurkan dari China

By Delia Mustikasari - Rabu, 20 September 2023 | 18:16 WIB
Pelatih Ganda Campuran Bulutangkis Indonesia, Herry IP, yang ditemui usai latihan persiapan menuju Asian Games 2022, di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (20/9/2023). (PUTRI ANNISA/BOLASPORTCOM )

BOLASPORT.COM - PP PBSI baru saja memilih Herry Iman Pierngadi (Herry IP) sebagai pelatih baru ganda campuran nasional Indonesia sejak Kejuaraan Dunia 2023.

Sebelumnya, Herry merupakan pelatih sektor ganda putra selama sekitar 30 tahun sejak 1993. Dalam kurun waktu tersebut, dia telah melahirkan banyak juara. Salah satunya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

"Soal jabatan baru, saya sih menikmati saja. Diberi tanggung jawab untuk pindah (sektor) saya jalani. Saya sudah menjadi pelatih ganda putra sejak 1993 sudah 30 tahun," kata Herry kepada media, termasuk BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

"Yang pasti, saya harus beradaptasi. Saya menikmati saja menjadi pelatih ganda campuran karena boleh dibilang menjadi pelatih ganda campuran menjadi tantangan tersendiri."

"Tantangan untuk mengubah, minimal ada peningkatan bertahap karena siapa pun butuh waktu untuk memperbaiki dan mengubah apa yang ada di ganda campuran," ucap Herry.

Herry menceritakan proses penunjukkan sebagai pelatih ganda campuran baru di pelatnas tidak instan.

"Saya dipanggil pak Alex (Tirta, Ketua Harian PBSI). Lewat keputusan pengurus, saya ditunjuk karena saya pelatih paling senior di pelatnas, paling lama," tutur Herry.

"Saya dbilang paling pantas untuk mengubah atau meningkatkan performa ganda campuran karena di ganda campuran belum ada pelatih yang cocok. Kira-kira begitu."

"Saya bilang, saya butuh waktu untuk berpikir dulu karena berpindah sektor. Di luar juga banyak pihak yang melamar. Yang paling kencang itu China. Waktu itu saya dipanggil Zhang Jun (Ketua Asosiasi Bulu Tangkis China). Tetapi, saya bilang saya masih ada kontrak dengan PBSI."

"Mungkin kalau sudah tidak ada kontrak, memungkinkan saja (pindah) jawabnya begitu saja. Sampai sudah bertemu dua kali, tetapi saya tetap akhirnya pilih Merah Putih dong walaupun tawarannya menggiurkan. Tetapi, buat saya semua tidak berpatokan di materi."