Chelsea Digebuk Tim Liverpool B, Pochettino Singgung Masa-masa Kelam Juergen Klopp

By Beri Bagja - Selasa, 27 Februari 2024 | 07:30 WIB
Mauricio Pochettino berbicara dengan Mykhailo Mudryk pada final Piala Liga Inggris melawan Liverpool di Wembley, London (25/2/2024). Setelah kekalahan, Pochettino menyinggung masa-masa kelam The Reds bersama Juergen Klopp. (ADRIAN DENNIS/AFP)

BOLASPORT.COM - Setelah kekalahan Chelsea dari Liverpool, Mauricio Pochettino menyinggung masa-masa kelam The Reds bersama Juergen Klopp.

Menurut Mauricio Pochettino, Chelsea harus belajar dari masa-masa kelam Liverpool sebelum bisa sekuat sekarang.

The Blues baru saja digebuk tim asuhan Juergen Klopp pada final Piala Liga Inggris.

Mentas di Wembley Stadium, Minggu (25/2/2024), Chelsea kalah akibat gol tunggal Virgil van Dijk pada babak tambahan waktu.

Kekalahan itu banyak disorot karena memojokkan posisi The Blues.

Maklum, anak asuh Pochettino dibikin tak berdaya oleh skuad Liverpool yang banyak menurunkan pemain pelapis.

Akibat cederanya mayoritas pemain utama, Klopp bahkan kerap disebut menurunkan skuad Liverpool B dalam partai ini.

Kondisi tersebut ironis karena Chelsea tampil dengan sederet pemain berlabel puluhan bahkan ada yang melebihi 100 juta pounds meski rataan usianya lebih muda di final.

Gelar paling realistis di depan mata melayang sudah.

Yang tersisa hanya pelajaran dan pengalaman bagi skuad labil Chelsea agar bisa lebih konsisten dan kuat.

Untuk hal ini, dia tak malu mengakui ingin mencontoh bagaimana Liverpool bangun dari keterpurukan bersama Klopp.

"Saya ingat setelah tiga atau empat tahun, Liverpool kalah di final Liga Champions, Liga Europa, dan mereka percaya pada proyek klub," kata pria Argentina tersebut.

"Pada musim berikutnya, mereka lebih kuat sampai mendapatkan apa yang diinginkan," lanjut pelatih yang memimpikan gelar pertamanya untuk klub Inggris. 

ADRIAN DENNIS/AFP
Juergen Klopp mengangkat trofi Piala Liga Inggris usai Liverpool kalahkan Chelsea pada final di Wembley Stadium London (25/2/2024).

Sebelum meraih status unggulan seperti sekarang, Liverpool memang sempat menjalani masa-masa kelam.

Pada musim pertamanya dengan Klopp, Liverpool hanya finis peringkat 8 Liga Inggris, gugur di ronde keempat Piala FA, serta jadi runner-up Piala Liga dan Liga Europa 2015-2016.

Trofi pertama baru hadir di tahun keempatnya kala membawa Merseyside Merah kampiun Liga Champions 2018-2019.

Kejayaan itu muncul setahun pasca-kegagalan mereka di final kompetisi yang sama.

Setelah mental juara tertanam, keran gelar Liverpool terus mengalir deras.

Klopp membawa klub memenangi 7 titel tambahan dengan persembahan terbarunya adalah trofi Piala Liga Inggris musim ini.

Pochettino mengamati bahwa kepercayaan klub dan suporter terhadap proyek bersama Klopp menjadi kunci kesuksesan mereka.

Dia berharap mendapatkan hal serupa bersama Chelsea.

"Itu contoh yang bagus, Liverpool," lanjut Pochettino.

"Kalau kami ingin menantang tim seperti Liverpool, bukan menjadi frustrasi hari ini karena kami tidak meraih trofi."

"Ini tentang mengambil contoh untuk tetap percaya, itulah hal paling penting," kata eks pelatih Tottenham.

Di klasemen Liga Inggris, Chelsea masih terbenam pada peringkat 11 dan masih jauh sekadar menggapai zona antarklub Eropa.

Satu-satunya peluang juara yang tersedia guna menyelamatkan musim kelam ini ada di Piala FA.

Chelsea akan menjamu klub divisi dua, Leeds United, pada laga putaran kelima atau babak 16 besar di Stamford Bridge, Rabu (28/2/2024).