Jonatan, juga pernah menjuarai All England Open dan Asian Games, bukannya tanpa modal. Dia telah menjalani pekan mengesankan di Kejuaraan Asia 2024.
Kemenangan Jonatan atas tunggal putra pertama China, Shi Yu Qi, yang berstatus favorit juara pada semifinal (18-21, 21-19, 21-12) memberi pesan bahwa dia berbahaya.
Selain itu, dengan mencapai final Kejuaraan Asia setelah menjadi kampiun All England Open, Jojo menunjukkan dirinya sebagai tunggal putra paling on-fire saat ini.
Adapun dari Li Shi Feng, dia lebih dahulu unjuk gigi di perempat final melalui kemenangan telak (21-9, 21-10) atas wakil Indonesia sekaligus juara bertahan, Anthony Sinisuka Ginting.
Li Shi Feng jelas tidak bisa diremehkan. Lantas, satu pertanyaannya adalah bagaimana Jonatan mengatasi tekanan di panggung yang besar.
Di semifinal permainan Jonatan beberapa kali goyah. Kemenangannya atas Shi Yu Qi seharusnya bisa lebih cepat andaikan tunggal putra peringkat 5 dunia ini tampil lebih tenang.
Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa sejak semifinal memang membuat Jonatan juga menghadapi dirinya sendiri karena ekspektasi lebih tinggi.
"Sebagai satu-satunya wakil Indonesia di semifinal, saya hanya mencoba mengurangi pikiran-pikiran seperti itu," ucap Jonatan dalam keterangannya melalui PBSI.
"Bohong lah kalau saya tidak terbebani. Namun, saya hanya berusaha mengurangi hal itu sehingga tidak mengganggu penampilan."
"Pastinya berharap yang terbaik tampil di final. Apa pun hasilnya saya sudah melakukan semaksimal yang bisa saya lakukan.