Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Susah Diatur Bikin Belanda Lacur, Gagal ke Piala Dunia 2018

By Jalu Wisnu Wirajati - Rabu, 11 Oktober 2017 | 07:31 WIB
Kapten Belanda, Arjen Robben (kanan), merayakan gol yang dicetak dengan memeluk Daley Blind dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa kontra Bulgaria di Amsterdam, Belanda, pada 3 September 2017.
JOHN THYS/AFP
Kapten Belanda, Arjen Robben (kanan), merayakan gol yang dicetak dengan memeluk Daley Blind dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa kontra Bulgaria di Amsterdam, Belanda, pada 3 September 2017.

(Baca juga: 4 Negara Tersuci di Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa!)

Sikap susah diatur itu membuat Belanda lacur atau sial. Dengan status juara Eropa, Belanda gagal total di Piala Dunia 1990. Mereka tersisih di perdelapan final karena kalah dari Jerman (Barat). 

"Tentu berat bekerja dalam linkungan yang tak kondusif," beber Beenhakker, 20 tahun selepas Jerman Barat 1990. 

Pernyataan Gullit dan Beenhakker ini menunjukkan bagaimana prinsip egaliter begitu mengakar di Belanda. Sampai-sampai, terbawa ke tim nasional dan posisi pelatih pun tidak mendapatkan respek. 


Danny Blind menyaksikan jalannya pertandingan antara tim asuhannya, Belanda, dengan Prancis pada kualifikasi Piala Dunia 2018 di Amsterdam Arena, Amsterdam.(Dean Mouhtaropoulos/Getty Images)

Situasi serupa dihadapi Belanda sepeninggal Louis van Gaal. Setelah Guus Hiddink gagal menjadi suksesor sepadan Van Gaal, Danny Blind yang menggantikannya pun gagal mengangkat performa De Oranje. 

(Baca juga: Grup Band Ternama Dunia Harus Mengalah pada Lionel Messi Cs)

Belanda kalah dua kali beruntun dari Islandia dan Turki di bawah Blind. Hal ini membuat De Oranje absen di Piala Eropa untuk pertama kalinya sejak 1984. 

Bisa jadi, soal mentalitas dan prinsip egaliter di masyarakat Belanda menjadi penyebab kemandekan prestasi De Oranje saat ini. Hiddink dan Blind bukanlah pelatih sekarismatis dan sekeras Van Gaal. 

Dengan keberadaan pemain senior dan berstatus bintang, butuh sosok yang lebih "besar" untuk mengatur dan membuat "konsensus" di tim agar menciptakan kesolidan.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : kompas.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
37
86
2
Man City
36
85
3
Liverpool
37
79
4
Aston Villa
37
68
5
Tottenham
36
63
6
Newcastle
36
57
7
Chelsea
36
57
8
Man United
36
54
9
West Ham
37
52
10
Brighton
36
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
35
90
2
Barcelona
35
76
3
Girona
35
75
4
Atlético Madrid
35
70
5
Athletic Club
35
62
6
Real Betis
35
55
7
Real Sociedad
35
54
8
Valencia
35
48
9
Villarreal
35
48
10
Getafe
35
43
Klub
D
P
1
Inter
36
92
2
Milan
36
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
35
63
6
Roma
36
60
7
Lazio
36
59
8
Napoli
36
51
9
Fiorentina
34
50
10
Torino
36
50
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X