Scuderia Ferrari mendapatkan kesialan secara beruntun dalam 3 seri balapan Formula 1 terakhir yang kebetulan digelar di Benua Asia.
Kesialan tim kuda jingkrak bermula di GP Singapura saat kedua pebalap Ferrari, Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen, terlibat dalam sebuah insiden kecelakaan sesaat selepas start.
Setelah pulang dengan kantong kosong di GP Singapura, Ferrari kembali mengalami nasib tragis di GP Malaysia kala kedua pebalapnya secara bergantian mengalami masalah turbo.
Saat Raikkonen gagal start di GP Malaysia, Vettel yang memulai lomba dari posisi paling belakang mampu merangsek ke posisi 4 di akhir balapan.
(BACA JUGA: F1 GP Jepang 2017 - Gelar Juara Semakin Melayang Sebastian Vettel Tetap Tidak Mau Salahkan Timnya)
Pada F1 GP Jepang yang berlangsung Minggu (8/10/2017), tim F1 asal Italia ini kembali mengalami kesialan.
Kali ini Sebastian Vettel kembali mengalami masalah mesin yang menyebabkannya harus mengakhiri lomba lebih cepat.
Kesialan bertubi-tubi yang dialami Ferrari ini pun dikomentari oleh bos tim Mercedes, Toto Wolff.
"Kesialan yang dialami Ferrari dalam 3 balapan beruntun sungguh tidak dapat dipercaya," ujar Toto Wolff dikutip BolaSport.com dari Crash.
(BACA JUGA: Sudah Tidak Ikut Balapan, Sebastian Vettel Dapat Teguran)
Bos Mercedes merasa simpatik karena merasa pernah mengalami hal yang serupa dengan Ferrari.
"Saya teringat ketika Nico Rosberg gagal di GP Singapura pada tahun 2014 yang pada akhirnya membuat musimnya berantakan."
"Jadi kami dapat memahami perasaan tim Ferrari pada saat ini," ujar pria kelahiran Austria ini.
Hasil di GP Jepang membuat Mercedes memimpin klasemen konstruktor F1 dengan raihan 540 poin. Unggul jauh dari Ferrari yang mengumpulkan 395 poin.
Sementara itu, pebalap Mercedes, Lewis Hamilton juga memimpin klasemen pebalap F1 dengan torehan 306 poin. Mengungguli Sebastian Vettel 59 angka.
UPDATED DRIVER STANDINGS
A good day to be a @MercedesAMGF1 fan #JapaneseGP pic.twitter.com/Be4qnKpNU6
— Formula 1 (@F1) October 8, 2017
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | crash.net |
Komentar