Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Bambang Pamungkas Beri Saran soal Penanganan Kekerasan Suporter, Salah Satunya Pengurangan Poin Klub

By Muhammad Robbani - Selasa, 25 September 2018 | 11:38 WIB
   Dua pemain senior Persija, Bambang Pamungkas (kiri) dan Ismed Sofyan dalam acara buka bersama manajemen Macan Kemayoran dan Pengurus Pusat Jakmania di di Spring Hill, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).
Media Persija
Dua pemain senior Persija, Bambang Pamungkas (kiri) dan Ismed Sofyan dalam acara buka bersama manajemen Macan Kemayoran dan Pengurus Pusat Jakmania di di Spring Hill, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).

 Penyerang senior Persija Jakarta, Bambang Pamungkas alias Bepe menulis panjang lebar soal kematian anggota The Jak Mania dari Koordinator Wilayah (Korwil) Cengkarang, Haringga Sirila.

Tulisan itu dituangkan Bambang Pamungkas pada laman blog pribadinya yang memang dikhususkan untuk menulis unek-uneknya selama ini soal sepak bola Indonesia atau pun perjalanan kariernya.

Sebagaiman diketahui, Haringga Sirila meregang nyawa setelah diserang secara brutal oleh oknum suporter Persib Bandung, bobotoh, di luar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018).

(Baca juga: Timnas U-16 Indonesia Puncaki Grup C dan Butuh Satu Poin Lagi untuk Lolos ke Perempat Final Sebagai Juara Pool)

Bepe pun menyesalkan insiden seperti ini masih saja terulang, dia pun kecewa masih saja ada fan yang dibutakan fanatisme dan kedua kubu suporter juga tak mengindahkan akal sehat.

Pemain berusia 38 tahun itu merasa momen ini adalah saat yang tepat untuk saling introspeksi agar peristiwa serupa tak terjadi lagi pada masa depan.

Satu hal yang menjadi sorotan Bepe adalah hukuman tegas harus ditegakkan, dia pun punya saran yang dinilainya bakal efektif.

(Baca juga: BREAKING NEWS - BOPI Himbau Kompetisi Sepak Bola Indonesia Dihentikan)

Usulan itu adalah sanksi pengurangan poin buat sebuah klub jika kelompok suporternya melakukan tindak kekerasan.

Menurut Bambang, sanksi pengurangan poin yang selama ini kerap dijatuhi Komdis PSSI kepada klub sudah tak efektif dan tak memiliki efek jera buat suporter.

(Baca juga: Sepak Bola Singapura Bisa Memiliki Masa Depan Cerah, Ini Bukti Terbarunya)

"Di Indonesia, hukuman denda kepada klub untuk ulah yang dilakukan oleh suporter sudah tidak lagi efektif," tulis Bepe.

"Mengapa? Karena, hal tersebut tidak berdampak langsung kepada suporter. Suporter merasa membayar untuk menyaksikan pertandingan," tulisnya lagi.

(Baca juga: Yanto Basna Bakal Jalani Laga Hidup Mati untuk Promosi ke Liga Thailand 2019 pada Akhir Pekan Depan)

"Sehingga yang ada dalam benak mereka adalah, 'Ya tinggal bayar saja pakai uang tiket. Toh kita nonton bayar kok'. Hukuman model ini hanya memberatkan klub, tetapi tidak memberikan efek jera kepada sumber permasalahannya," tambahnya.

Menurut pemain yang identik dengan nomor punggung 20 itu, PSSI sudah harus meninggalkan tradisi bermain aman dengan hanya memberikan sanksi denda.

(Baca juga: Ryuji Utomo Cetak Sejarah untuk Indonesia di Liga Thailand, saat Klubnya Nyaris Kalah)

Ditambahkannya, suporter akan mulai menjaga sikap demi menghindari klub kesayangannya agar tak mendapat pengurangan poin.

"Untuk suatu masalah yang ekstrem diperlukan tindakan yang juga ekstrem. Ketakutan atau kekecewaan terbesar suporter adalah ketika melihat tim kebanggaannya kalah (tidak mendapatkan poin). Menurut saya federasi dalam hal ini PSSI harus mulai bermain di zona tersebut," sarannya.

(Baca juga: Andres Iniesta Absen dan Lukas Podolski Jadi Kapten, sayang Vissel Kobe Kalah Telak)

"Dengan apa? Dengan pengurangan poin. Tinggal dilihat saja pada tingkatan mana pelanggaran yang dilakukan oleh suporter. Semakin berat masalah yang dibuat oleh suporter sebuah tim, maka semakin banyak poin yang akan dikurangi."


Selebrasi penyerang Persija, Bambang Pamungkas seusai mencetak gol ke gawang Mitra Kukar pada laga 8 Besar Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan, Kota Solo, Minggu (4/2/2018) sore. ( SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM )

Jika dengan penerapan itu masih saja terdapat kekerasan pada sepak bola Indonesia, menghentikan kegiatan sepak bola Indonesia adalah jalan terakhir yang mau tak mau harus ditempuh.

(Baca juga: PSPS Riau Kena Dua Sanksi, Satu Hukuman untuk Gelandangnya yang Memukul Kiper Lawan)

"Jika hal tersebut sudah diberlakukan dan ternyata kekerasan dalam dunia sepak bola Indonesia masih saja terjadi. Maka satu-satunya jalan keluar terbaik adalah menghilangkan sepak bola dari Republik ini."

"Karena ternyata, kita memang belum cukup pantas untuk memainkan olah raga sakral ini, selesai masalah," tegasnya.

(Baca juga: Timnas U-16 Indonesia Berpeluang Lawan Satu dari Dua Raksasa Asia pada Perempat Final)


Editor : Estu Santoso
Sumber : BolaSport.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
38
95
2
Barcelona
38
85
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
38
76
5
Athletic Club
38
68
6
Real Sociedad
38
60
7
Real Betis
38
57
8
Villarreal
38
53
9
Valencia
38
49
10
Alavés
38
46
Klub
D
P
1
Inter
38
94
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Atalanta
38
69
5
Bologna
38
68
6
Roma
38
63
7
Lazio
38
61
8
Fiorentina
38
60
9
Torino
38
53
10
Napoli
38
53
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X