Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Mohamed Salah dan Konsep Dewa Pemersatu Bangsa Mesir

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Sabtu, 14 Oktober 2017 | 19:31 WIB
Pemain andalan Mesir, Mohamed Salah, mencetak dua gol ke gawang Kongo pada Senin (9/10/2017), yang membuat negaranya bisa unjuk gigi di Piala Dunia 2018.
TWITTER/@MOSALAH22
Pemain andalan Mesir, Mohamed Salah, mencetak dua gol ke gawang Kongo pada Senin (9/10/2017), yang membuat negaranya bisa unjuk gigi di Piala Dunia 2018.

Waktu menunjukkan menit kelima perpanjangan waktu pada babak kedua ketika sepakan Mohamed Salah dari titik putih berhasil menjebol gawang lawan.

Seketika itu pula teriakan menggema di seantero Mesir.

Mereka yang menyaksikan, mulai dari Kairo hingga Alexandria, juga dari Sungai Nil sampai Gurun Sahara, menangis gembira.

Hal yang wajar sebenarnya, mengingat gol Salah itu memastikan Mesir lolos ke pagelaran Piala Dunia, hal yang tak mereka rasakan sejak 27 tahun lalu.

Dua gol Salah malam itu, Minggu (8/10/2017), membuat Mesir berhasil menang 2-1 atas Kongo.

Kemenangan itu memastikan Negeri Piramida tersebut memuncaki Grup E Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Afrika dan berhasil merebut satu tiket ke Rusia tahun 2018.

Tak heran, banyak air mata mengalir dari 80.000 pasang mata yang datang langsung ke Stadion Borg El Arab, Alexandria, malam itu.

Meski kerap menjadi penguasa Afrika dalam dua dekade terakhir, Mesir memang kesulitan untuk lolos ke panggung Piala Dunia.

Sempat juara Piala Afrika tiga kali berturut-turut (2006, 2008, dan 2010), nyatanya Mesir tak pernah lagi lolos ke Piala Dunia sejak tahun 1990 saat turnamen digelar di Italia.

(Baca Juga: Gerard Pique: Ini Hari Terburuk dan Terberat dalam Karier Saya)

Tanpa mengesampingkan peran pemain lain, Salah memang seakan menjadi tumpuan timnas Mesir saat ini untuk membawa mereka ke panggung dunia.

Gol Salah pada laga tersebut seperti menyatukan masyarakat Mesir yang dalam beberapa tahun terakhir terpecah-belah karena kondisi politik yang tak kondusif.

Tragedi Pembawa Perubahan

Sejak tahun 2011, Mesir mengalami guncangan politik dahsyat ditandai dengan mundurnya Presiden Hosni Mubarak yang berkuasa selama 29 tahun.

Pemerintahan kemudian diambil-alih oleh militer sebelum kemudian diadakan pemilihan umum untuk menentukan presiden yang baru.

Luka masyarakat Mesir akibat gejolak dari ranah politik ini mau tak mau juga merambat ke tanah sepak bola.

Puncaknya terjadi pada 1 Februari 2012 di Stadion Port Said saat pertandingan mempertemukan antara klub Al-Masry melawan Al-Ahly.

Kerusuhan yang terjadi seusai laga mengakibatkan 74 orang meregang nyawa, lebih dari 500 orang luka-luka, dan lebih dari 70 orang ditangkap pihak berwenang.

(Baca Juga: Begini Formasi Timnas Catalonia Vs Timnas Spanyol Jika Bertanding)

Kabarnya, kerusuhan itu terjadi karena kelompok ultras Al-Ahly menjadi bagian dari kekuatan yang mendukung Hosni Mubarak untuk tetap menjadi presiden dan melawan pemerintahan Mesir yang baru.

Keputusan kemudian diambil, Liga Mesir dibekukan selama dua tahun akibat tragedi berdarah tersebut.

Hal itu pula yang kemudian memaksa Salah untuk segera pindah dari klubnya saat itu, El Mokawloon, menuju tim asal Belgia, FC Basel.

Salah, Sebuah Konsep

Salah menjalani debut bagi El Mokawloon pada usia 18 tahun dan langsung menjadi andalan tim asal Kairo tersebut.

Tak ingin bakat Salah terbuang sia-sia karena Liga Mesir yang dibekukan, Basel yang memang sudah memantau Salah langsung mengambil inisiatif.

Basel melakukan laga persahabatan dengan Timnas U-23 Mesir pada 2012.

Saat itu Salah yang tampil sebagai pemain pengganti berhasil mencetak dua gol dan membuat Mesir menang 4-3 sekaligus memantapkan langkahnya bergabung dengan Basel.

(Baca Juga: Bermodal Kiper Berdarah Indonesia, Mampukah Filippo Inzaghi Bawa Timnya dari Kasta Bawah Menuju Eropa?)

Karier Salah kemudian terus terbang tinggi setelah bergabung dengan Chelsea, Fiorentina, AS Roma, dan sampai sekarang membela Liverpool.

Kala berkarier di Italia, media setempat menjuluki Salah sebagai Messi Mesir karena kemampuan teknis, kecepatan, penempatan posisi, dan gaya bermain langsung.

Sosok Salah sebagai pemain Mesir paling mentereng di Eropa tentu saja membuatnya menjadi pahlawan tersendiri bagi masyarakat Mesir.

Apalagi ditambah dengan fakta bahwa penampilan Salah bersama Mesir sangat mengkilap dengan torehan 32 gol dari 56 laga yang sudah dijalani pemain berusia 25 tahun tersebut.

Kehadiran Salah seperti menjadi figur yang paling bisa menyatukan masyarakat Mesir saat ini.

Apalagi Salah tak pernah bermain untuk dua klub terbesar Mesir, Al-Ahly dan Zemalek, menjadikan dirinya sosok yang bisa diterima semua pecinta sepak bola Mesir.

Saat membela Fiorentina, Salah memilih untuk mengenakan nomor punggung 74, sebagai penghormatan terhadap 74 korban meninggal tragedi Stadion Port Said, sebuah langkah yang mulia dan tak kontroversial.

Dengan hal-hal tersebut, bagaimana mungkin bangsa Mesir tak mencintai Salah?

Pentingnya sosok Salah di mata masyarakat Mesir bahkan mungkin membuatnya tak perlu tampil baik untuk menjadikan dirinya pahlawan negara.

(Baca Juga: Mencuri Kaki Kanan Ronaldo, Kaki Kiri Maradona, Visi Messi, dan Teknik Zidane)

Sebab, sejatinya sebagai sebuah konsep, seorang pahlawan haruslah lebih hebat daripada dirinya yang sesungguhnya.

Salah, sebagai sebuah konsep pemersatu bangsa, lebih penting daripada Salah sebagai seorang pemain, bak seorang dewa yang bisa menyatukan masyarakat Mesir menjadi satu.

Penyatu Perbedaan

Pada tahun 2005 ketika Pantai Gading memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2006, Didier Drogba dkk dikatakan bisa membuat perdamaian sementara bagi negara mereka yang saat itu sedang dilanda perang saudara.

Kata-kata Drogba saat itu lebih didengarkan oleh kedua belah pihak yang berseteru daripada kata-kata para politisi di negeri tersebut, yang kemudian menjadi katalis menuju berakhirnya perang saudara.

Namun, Mohamed Salah bukanlah Drogba.

Salah jarang atau hampir tak pernah berkomentar tentang kondisi politik di Mesir.

Salah juga mungkin tak bisa menghentikan berbagai fraksi politik untuk berhenti bertarung dan mulai membangun Mesir yang baru.

(Baca Juga: Setelah Neymar, Mungkinkah Paris Saint-Germain Rekrut Pemain Asal Indonesia?)

Yang bisa dilakukan Salah hanyalah menghentikan langkah para pemain bertahan dan mencetak gol indah bagi timnas Mesir.

Salah hanya bisa menggiring bola melewati lawan-lawannya yang akan membuat hati setiap warga Mesir yang melihatnya berdebar-debar.

Salah hanya mampu melakukan serangan balik cepat dan membuat masyarakat Mesir menyanyikan namanya, meneteskan air mata, atau tersenyum gembira.

Mungkin hal itu tak cukup untuk membuat Mesir menjadi negara yang utuh tanpa konflik politik.

Namun, mungkin hal itu sudah cukup untuk membuat perbedaan-perbedaan tersebut luntur dan menyatukan Mesir, walau hanya untuk 90 menit.

(Baca Juga: Status Quo dan Kerugian Penerapan Aturan Financial Fair Play bagi Klub-klub Eropa)

MOHAMED SALAH

Nama Lengkap: Mohamed Salah Ghaly
Tanggal Lahir: 15 Juni 1992 (25)
Tempat Lahir: Nagrig, Gharbia, Mesir
Tinggi: 1,75 meter
Posisi Bermain: Depan
Klub: Liverpool
No Punggung: 11

Karier Junior:
2006–2010 El Mokawloon

Karier Senior:
2010–2012 El Mokawloon
2012–2014 Basel
2014–2016 Chelsea
2015 → Fiorentina (pinjaman)
2015–2016 → Roma (pinjaman)
2016–2017 Roma
2017–.... Liverpool

Karier Timnas:
2010–2011 Mesir U-20
2011–2012 Mesir U-23
2011–.... Mesir

Prestasi Klub:
Basel
Juara Liga Super Swiss 2012–13, 2013–14
Chelsea
Juara Liga Inggris 2014–15
Juara Piala Liga Inggris 2014–15

Prestasi Timnas:
Mesir
Perunggu Kejuaraan Junior Afrika 2011
Runner-up Piala Bangsa Afrika 2017


Editor : Taufik Batubara
Sumber : transfermarkt.com, Fifa.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
35
80
2
Man City
34
79
3
Liverpool
35
75
4
Aston Villa
35
67
5
Tottenham
34
60
6
Man United
34
54
7
Newcastle
34
53
8
Chelsea
34
51
9
West Ham
35
49
10
Bournemouth
35
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
33
84
2
Barcelona
33
73
3
Girona
33
71
4
Atlético Madrid
33
64
5
Athletic Club
33
58
6
Real Sociedad
33
51
7
Real Betis
33
49
8
Valencia
33
47
9
Villarreal
33
45
10
Getafe
33
43
Klub
D
P
1
Inter
34
89
2
Milan
34
70
3
Juventus
34
65
4
Bologna
34
63
5
Roma
34
59
6
Atalanta
33
57
7
Lazio
34
55
8
Fiorentina
33
50
9
Napoli
34
50
10
Torino
34
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X