Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Prancis dan Jerman Beragam demi Prestasi, Indonesia (Jangan) Terpecah karena Pilpres dan Jalan Tol!

By Andrew Sihombing - Jumat, 15 Juni 2018 | 17:32 WIB
Pesta timnas Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 setelah mengalahkan Argentina 1-0 di partai final di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 13 Juli 2014.
FABRICE COFFRINI/AFP
Pesta timnas Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 setelah mengalahkan Argentina 1-0 di partai final di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 13 Juli 2014.

Nyatanya, itulah yang terjadi dan sejak itu, kendati tetap menerima sejumlah cobaan, Timnas Jerman tetap bangga dengan keragaman yang mereka miliki.

Sebetulnya, bukan cuma Prancis dan Jerman yang bisa mengubah keberagaman menjadi kekuatan besar.

Lihat juga tim seperti Swiss, yang menjadi lebih tangguh dengan keberadaan pemain seperti Xerdan Shaqiri (keturunan Kosovo

Albania), Granit Xhaka (muslim keturunan Kosovo-Albania), Johan Djorou (Pantai Gading), Ricardo Rodriguez (Spanyol-Cile), dan banyak pemain keturunan lainnya.

Begitu pun Belgia, yang kini menjadi kuda hitam berkat generasi emas semacam Vincent Kompany (setengah Kongo), Yannick Carrasco (Portugal-Spanyol), Mousa Dembele (keturunan Mali dari sang ayah), Romelu Lukaku (Kongo).

Warna pelangi di Belgia bisa bertambah seandainya Radja Nainggolan yang punya darah Indonesia tersebut dibawa ke Rusia.


Gelandang AS Roma, Radja Nainggolan, saat memperkuat tim pada laga Liga Champions kontra FC Bayern pada 21 Oktober 2014.(FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Bahkan, percayakah Pembaca bahwa keragaman, atau mungkin keberhasilan merangkul keberagaman, merupakan salah satu elemen untuk meraih sukses?

Lihat saja komposisi tim semifinalis di Piala Eropa 2016.

Sepasang tim yang takluk di babak 4 besar, yakni Jerman dan Wales, masing-masing memiliki 10 pemain yang punya garis keturunan dari negara berbeda.

Prancis, yang harus kalah di partai puncak, merupakan tim dengan pemain keturunan terbanyak di turnamen tersebut (15 orang).

Adapun sang juara Portugal diperkuat 12 pemain keturunan, termasuk Eder, sang pencetak gol tunggal di partai puncak yang lahir di Bissau, Republik Guinea-Bissau.

(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)

Bagaimana dengan Rusia 2018? Akankah pelangi kembali merekah di ujung turnamen? Kita lihat saja nanti.

Tapi setidaknya, bila Prancis, Jerman, Swiss, Belgia, hingga Portugal sudah memetik manfaat dari keberagaman, lantas mengapa kita - warga Indonesia - terpecah semata karena politik praktis pemilihan presiden hingga - konyolnya - jalan tol?


Editor : Andrew Sihombing
Sumber : BolaSport.com, berbagai sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
36
83
2
Man City
35
82
3
Liverpool
36
78
4
Aston Villa
36
67
5
Tottenham
35
60
6
Newcastle
35
56
7
Chelsea
35
54
8
Man United
35
54
9
West Ham
36
49
10
Bournemouth
36
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
34
87
2
Girona
35
75
3
Barcelona
34
73
4
Atlético Madrid
34
67
5
Athletic Club
34
61
6
Real Sociedad
34
54
7
Real Betis
34
52
8
Valencia
34
47
9
Villarreal
34
45
10
Getafe
34
43
Klub
D
P
1
Inter
36
92
2
Milan
35
71
3
Juventus
35
66
4
Bologna
35
64
5
Atalanta
34
60
6
Roma
35
60
7
Lazio
35
56
8
Napoli
35
51
9
Fiorentina
34
50
10
Torino
35
47
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X