Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Lionel Messi Tidak Terlahir untuk Argentina

By Dian Savitri - Jumat, 22 Juni 2018 | 21:15 WIB
Ekspresi megabintang Argentina, Lionel Messi, seusai laga Grup D Piala Dunia 2018 kontra Islandia di Spartak Stadium, Moskow, Rusia pada 16 Juni 2018.
MLADEN ANTONOV/AFP
Ekspresi megabintang Argentina, Lionel Messi, seusai laga Grup D Piala Dunia 2018 kontra Islandia di Spartak Stadium, Moskow, Rusia pada 16 Juni 2018.

Adakah yang pernah memikirkan bahwa sebenarnya Lionel Messi memang tidak dilahirkan untuk Argentina?

Memang, Lionel Messi lahir sebagai orang Argentina. Dia lahir di Argentina. Besar di Argentina.

Akan tetapi, dalam hal sepak bola, Spanyol adalah tanah kelahirannya.

Messi berusia 12 tahun ketika pindah ke Kota Barcelona. Sejak itu, ia menjadi milik FC Barcelona.

La Masia menjadi tempatnya menimba ilmu, yang kedua setelah di Newell’s Old Boys.

Pada 17 Agustus 2005, Lionel Messi melakukan debut bersama tim nasional Argentina.

(Baca Juga: Beda Gestur Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo Saat Menyanyikan Lagu Kebangsaan)

Tentu saja, sebagai orang yang punya dua kewarganegaraan, Argentina dan Spanyol, Messi juga bisa membela tim nasional Spanyol.

Messi memilih Argentina. Jose Nestor Pekerman adalah pelatih yang memberinya kesempatan untuk debut.

Turnamen besar pertama Lionel Messi bersama Argentina adalah Piala Dunia 2006.

Dari lima penampilan Argentina di PD 2006, Messi hanya bermain tiga kali.

Ketika Argentina dihentikan oleh Jerman melalui adu penalti pada perempat final, Messi hanya duduk di bangku cadangan. Tidak bermain.

Lanjut ke Copa America 2007. Messi tampil sejak fase grup hingga final.

Di puncak turnamen, Argentina dikalahkan musuh bebuyutan, Brasil, dengan skor 0-3. Itu juga menjadi final pertama untuk Messi bersama Argentina.

Piala Dunia 2010 bisa jadi ingin juga dilupakan oleh Messi. Kembali Jerman menjadi batu sandungan.

Juga di perempat final 2010, seperti empat tahun sebelumnya, Jerman menyingkirkan Argentina dengan skor telak, 4-0.

(Baca Juga: Manuel Neuer: Jerman Tak Perlu Ubah Pemain, tapi Ubah Sikap)

Buruknya, kalau pada PD 2006, Messi masih bisa membuat satu gol. Maka pada PD 2010, Messi tidak bisa menjebol gawang lawan satu kali pun.

Setelah Piala Dunia 2010, Copa America hadir satu tahun kemudian.

Penampilan Argentina menurun dibanding empat tahun sebelumnya. Kali ini, Messi dan kawan-kawan hanya bisa mencapai perempat final, kalah adu penalti dari Uruguay.

Messi kemudian akan mengapteni Argentina dalam tiga turnamen besar: Piala Dunia 2014, Copa America 2015, dan Copa America Centenario 2016.

Sebagai kapten, Messi langsung dibandingkan dengan Diego Maradona, kapten Argentina yang membawa timnya menjuarai Piala Dunia 1986.

Agaknya, menurut saya, Messi sama sekali tidak suka dibandingkan dengan Maradona, apalagi dalam urusan soal prestasi dengan Argentina.

Di Piala Dunia 2014, lagi-lagi Jerman membuat Messi kehilangan kesempatan untuk meraih trofi bagi Argentina.

Skor 1-0 melalui perpanjangan waktu sudah cukup buat Jerman untuk membuat Messi sedih bukan kepalang.

Memang, Messi terpilih sebagai pemain terbaik turnamen. Golden Ball ada di tangan, namun wajah Messi jauh dari gembira.

(Baca Juga: Timnas Argentina Bisa Kehilangan 7 Pemain Seusai Piala Dunia 2018)

Lalu, pada dua edisi Copa America yang digelar secara beruntun. Satu negara menjadi duri dalam daging buat kubu Argentina: Cile.

Pada final edisi 2015, Cile menjadi juara setelah menang atas Messi dan Argentina melalui adu penalti.

Pada final edisi 2016, dengan optimisme untuk tidak mengulang peristiwa 2015 meski menghadapi lawan yang sama, trofi melayang lagi dari tangan Messi. Cile kembali menang melalui adu penalti.

Sekarang di Piala Dunia 2018. Lionel Messi sudah lebih tua empat tahun dibanding final di Brasil.

Namun, dari segi keberuntungan, Messi empat tahun lebih mundur.

Ia menjadi bulan-bulanan. Meme tentang dirinya bermunculan, terutama setelah gagal melakukan tendangan penalti pada laga lawan Islandia.

Menghadapi Kroasia, Messi disebut “menghilang”. Bahkan, ia tidak membuat satu tembakan pun!

Sangat ajaib untuk pemain seperti Messi yang tidak pernah kehabisan amunisi ketika membela Barcelona.

Belum lagi ketika dibandingkan dengan pemain rival, Cristiano Ronaldo, yang bermain begitu cemerlang bersama Portugal.

Messi mengungkapkan keinginannya untuk gantung sepatu setelah Argentina gagal di Copa America Centenario 2016.

Messi memang benar-benar pensiun. Namun, ada semacam gerakan di Argentina yang menolak Messi untuk pensiun.

Akhirnya, Lionel Messi pun kembali dan menyatakan ingin tampil di Piala Dunia 2018.

Malah, Messi seperti seorang diri membawa Argentina ke Rusia.

(Baca Juga: Lionel Messi Bisa Saja Pensiun Seusai Piala Dunia 2018)

Bagaimana pun, usia Messi masih relatif muda, 30 tahun. Mestinya Messi masih bisa membawa Argentina tampil lebih bagus di Rusia.

Dengan kondisi yang ada sekarang, Messi pensiun secara paripurna adalah langkah berikut dalam kariernya.

Setelah menghadapi Kroasia pada 21 Juni 2018, Messi sudah membela Argentina sebanyak 126 kali dan membuat 64 gol.

Dengan empat kali final yang sebenarnya bisa saja ia menangi salah satunya, bisa jadi Messi memang tidak dilahirkan untuk Argentina.

Sekarang, bayangkan seandainya ia memilih untuk membela Spanyol pada awal kariernya.

Cara bermain ala Spanyol mengalir deras dalam dirinya. Tiki-taka bukan barang asing.

Selain itu, ia akan dikelilingi oleh para pemain yang biasa bermain dengannya di level klub, walau itu klub lawan sekali pun.

Bisa jadi, Spanyol tidak perlu pusing tujuh keliling mencari pemain yang bisa bikin banyak gol.

Tentu saja, Messi tampil sebagai pemain Spanyol tidak akan pernah terjadi. Sebab, waktu tidak akan berputar kembali.


Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : BolaSport.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
37
88
2
Arsenal
37
86
3
Liverpool
37
79
4
Aston Villa
37
68
5
Tottenham
37
63
6
Chelsea
37
60
7
Newcastle
37
57
8
Man United
37
57
9
West Ham
37
52
10
Brighton
37
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Inter
36
92
2
Milan
36
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
35
63
6
Roma
36
60
7
Lazio
36
59
8
Fiorentina
36
54
9
Napoli
37
52
10
Torino
36
50
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X