Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Apa yang Kita Tunggu dari Laga Versus Filipina?

By Weshley Hutagalung - Kamis, 22 November 2018 | 18:37 WIB
Pelatih timnas Indonesia, Bima Sakti memberikan arahan saat latihan di Stadion Universitas Kasetsart, Bangkok, Kamis (15/11) petang jelang laga melawan timnas Thailand di Piala AFF 2018.
pssi.org
Pelatih timnas Indonesia, Bima Sakti memberikan arahan saat latihan di Stadion Universitas Kasetsart, Bangkok, Kamis (15/11) petang jelang laga melawan timnas Thailand di Piala AFF 2018.

BOLASPORT.COM – Masihkah tersisa teriakan untuk mendukung timnas Indonesia di laga terakhir Grup B Piala AFF 2018 melawan Filipina?

Minggu, 25 November 2018, menjadi hari yang menyakitkan bagi pencinta sepak bola Indonesia. Di laga terakhir Grup B Piala AFF 2018, laga formalitas digelar di stadion kebanggaan negeri ini.

Setelah terpuruk di Piala AFF 2012 dan 2014, sepak bola Indonesia mencoba berdiri gagak di edisi 2016. Tetapi, kita gagal di final Piala AFF 2016 dari Thailand.

Namun, muncul harapan bakal menjadi tim juara untuk pertama kali di Piala AFF sejak gagal dari edisi pertama tatkala bernama Piala Tiger tahun 1996.

Geliat harapan melihat penampilan timnas Indonesia bersama pelatih Luis Milla ternyata harus berhenti di Asian Games 2018.

Penampilan timnas Indonesia era Bima Sakti ternyata memperlihatkan perubahan besar. Saya melihatnya dalam bentuk kepercayaan diri para pemain dan taktik permainan di lapangan dalam 90 menit yang dibutuhkan.

Dua kekalahan dalam tiga laga awal penyisihan grup tak cukup untuk lari dari “jebakan” hasil pertandingan tim lain.

Lalu, apa yang kita tunggu ketika timnas Indonesia menjamu Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu (25/11/2018) pukul 19.00 WIB?

Aksi menolak hadir di stadion dengan tagar #KosongkanGBK tentu tidak dibutuhkan saat ini. Bila alasannya harga tiket yang mahal, hendaknya para pemain timnas tidak dijadikan korban kekecewaan.

Dalam bentuk permainan seperti apapun, para pesepak bola anggota timnas tetaplah menjadi wakil kita, warga Indonesia, di lapangan.

Sejelek apapun penampilan timnas di lapangan, di dada mereka ada logo Garuda sebagai lambang yang bisa menjadi bukti kesatuan bangsa Indonesia.

Lalu, muncul pertanyaan: apakah segenap insan sepak bola di Tanah Air sungguh-sungguh menjadikan timnas Indonesia sebagai puncak perhatian membangun sepak bola di negeri ini?

Kalau memang Piala AFF 2018 menjadi target turnamen yang ingin kita juarai, sudahkah semua badan yang terlibat dalam sepak bola di negara ini mengarahkan perhatian ke arah yang sama?

Setumpuk pertanyaan muncul dengan nada kecewa, terutama setelah pencinta sepak bola membangun harapan untuk juara di Piala AFF 2018 usai melihat gaya bermain timnas Indonesia di Asian Games 2018.

Okelah, kita lewatkan saja perdebatan siapa yang salah atas kegagalan timnas Indonesia lolos dari fase grup Piala AFF 2018.

Lalu, apa yang kita tunggu ketika coach Bima Sakti memimpin timnas Indonesia menjamu Filipina di Stadion Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu (25/11/2018) pukul 19.00 WIB?

Saya bisa membayangkan mumetnya isi kepala Bima Sakti, pelatih kepala timnas Indonesia, dalam menentukan siapa 11 pemain yang akan turun sejak kick-off.

Karena Liga Indonesia masih bergulir saat Piala AFF 2018 digelar, klub-klub pemilik pemain timnas tentu punya harapan melihat anggota mereka bisa menghemat tenaga atas dasar nasib apes Tim Garuda di penyisihan grup.

Buah simalakama hadir di meja makan Bima Sakti. Melakukan rotasi besar-besaran dalam starting line-up melawan Filipina bukan berarti menyerah dalam perburuan kemenangan.

Akan tetapi, gelombang kekecewaan terhadap prestasi timnas dan makian kepada pengurus PSSI tak boleh diikuti hasil buruk melawan Filipina. Kemenangan adalah hal mutlak.

Di satu sisi, tim pelatih pasti ingin memberikan kesempatan kepada pemain yang dalam tiga laga Piala AFF 2018 lebih banyak duduk di bangku cadangan alias memiliki menit bermain sedikit.

Namun, merombak susunan tim dengan formasi coba-coba jelas punya risiko yang membuat Bima Sakti pusing tujuh keliling.

Kekalahan akan semakin menempatkan Bima sebagai pelatih yang ditolak masyarakat sepak bola Indonesia. Kondisi yang berbahaya bagi mantan pemain Indonesia yang menjadi calon pelatih timnas berikut.

Mari membedah tiga penampilan timnas Indonesia untuk menyiapkan hati menanti laga versus Filipina. Perbedaan nyata adalah posisi timnas saat ini tanpa peluang lolos. Semangat bakal luntur?

Melawan Singapura di markas lawan, hasil kekalahan 0-1 dilalui dengan minimnya daya ledak dan kesulitan keluar dari taktik lawan.

Timnas Indonesia hanya bisa melepaskan 5 tembakan dan cuma satu yang tepat sasaran ke gawang Singapura. Tingkat akurasi tembakan 20 persen.

Di Senayan, Bima Sakti melakukan 6 perubahan starting line-up dan memetik kemenangan 3-1 atas Timor Leste lewat 15 tembakan percobaan dan 4 yang tepat sasaran. Akurasi tembakan 22,2 persen.

Melawan Thailand di Bangkok, Bima Sakti melakukan beberapa perubahan dalam susunan pemain.

Bila dibandingkan dengan laga awal melawan Singapura yang bisa dianggap patokan susunan kepercayaan pelatih di awal turnamen, Bima Sakti merombak 5 posisi starter melawan Thailand.

Hasilnya? Memang timnas kalah 2-4 dari Thailand, namun kita sempat memimpin 1-0 dan di akhir-akhir laga kembali menekan pertahanan tuan rumah.

Sebanyak 8 dari 12 tembakan Evan Dimas dkk mengarah ke gawang Thailand. Akurasi tembakan mencapai 53,3 persen.

Dari laga versus Singapura, Timor Leste, dan Thailand memperlihatkan ada peningkatkan daya ledak timnas meski tidak stabil sepanjang pertandingan.

Sial bagi kita, situasi di barisan pertahanan timnas Indonesia memperlihatkan permasalahan besar. Tiga pertandingan tanpa clean sheet, bahkan kebobolan melawan Timor Leste yang dianggap tim terlemah di Grup B.

Nah, melawan Filipina Minggu nanti, bagaimana racikan komposisi timnas Indonesia sehingga memiliki daya ledak yang lebih besar dan akurasi tembakan semakin baik?

Di benak Bima Sakti ada kebutuhan untuk menang agar meredam hawa panas ke PSSI serta menjaga kredibilitasnya sebagai pelatih.

Di benak Bima Sakti ada kepentingan klub-klub yang tengah berjuang di pengujung kompetisi dan berharap tenaga pemainnya tidak dikuras di laga tak menentukan.

Di benak Bima Sakti berkecamuk mencari cara menjaga daya juang para pemain dalam mengenakan jersey timnas setelah tak lagi punya peluang melaju ke semifinal.

Di benak Bima Sakti ada beberapa nama anggota timnas yang butuh menit bermain sebagai jam terbang namun dengan risiko menggoyah grafik permainan tim.

Untuk menanti jawaban atas banyak pertanyaan tersebut, saya tak sabar melihat pilihan dan gaya bermain Indonesia menjamu Filipina di Stadion Gelora Bung Karno pada Minggu (25/11). @weshley


Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : BolaSport.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
35
80
2
Man City
34
79
3
Liverpool
35
75
4
Aston Villa
35
67
5
Tottenham
33
60
6
Man United
34
54
7
Newcastle
34
53
8
West Ham
35
49
9
Chelsea
33
48
10
Bournemouth
35
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
33
84
2
Girona
33
71
3
Barcelona
32
70
4
Atlético Madrid
33
64
5
Athletic Club
33
58
6
Real Sociedad
33
51
7
Real Betis
33
49
8
Valencia
32
47
9
Villarreal
33
45
10
Getafe
33
43
Klub
D
P
1
Inter
34
89
2
Milan
34
70
3
Juventus
34
65
4
Bologna
34
63
5
Roma
34
59
6
Atalanta
33
57
7
Lazio
34
55
8
Fiorentina
33
50
9
Napoli
34
50
10
Torino
34
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X