Indonesia akan diwakili oleh petenis muda berusia 14 tahun bernama Luis Darsono Monikha di ajang World Junior Tennis Competition Boys and Girls U 14 di Nontabhun, Thailand pada 26 sampai 31 Maret 2018.
Petenis yang masih berusia 14 tahun itu merupakan satu di antara enam atlet muda lainnya yang akan diberangkatkan untuk mewakili Indonesia.
Terlahir dari keluarga yang gandrung dengan olahraga tenis, bakat Luis sudah mulai nampak sejak kecil.
Bahkan sejak usia empat tahun dia sudah mulai lihai memegang raket.
"Ya karena ayah dan ibu dulunya atlet tenis, kakak juga sama," ujar bungsu dari empat bersuadar pasangan Ngatmono dan Titik Anikhawati seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Jateng.
Sebelum ke Thailand, dia bersama lima rekan lainnya terlebih dahulu harus menjalani pemusatan latihan di Jakarta selama seminggu.
Di situ nanti akan dipilih apakah dia diterjunkan di kelas ganda atau single.
Menyongsong turnamen bergengsi tersbut, petenis muda yang masih duduk di bangku kelas IX SMPN 1 Gebog enam hari dalam seminggu digunakan untuk latihan.
(Baca Juga: Jelang Bergulirnya Asian Games 2018, Palembang Diminta untuk Berbenah)
"Kecuali hari Senin, karena Minggunya libur sekolah, sehari penuh saya latihan," kata Luis.
Alasan kenapa ia dipilih untuk mewakili indonesia tentu bukan tanpa alasan. Sederet prestasi telah diraih. Di antaranya pada tahun 2014, dia menjuarai turnamen tenis junior Widjojo Soedjono di Surabaya.
Selain itu, pada tahun 2017 Luis berhasil meraih juara pada kejuaraan tenis junior New Armada Cup di Magelang dan Piala Tugu Muda di Ambarawa.
Di bawah asuhan ayahnya, hampir setiap latihan Luis menghabiskan waktu sampai empat jam. Mulai dari fisik sampai teknik memukul menjadi makanan wajib latihannya.
"Kalau pagi sekolah, seteoah sekolah dari jam 14.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB saya gunakan untuk latihan. Kalau Minggu sehari penuh, Seninnya tidak latihan karena sebelumnya sudah latihan sehari penuh," katanya.
(Baca Juga: All England Open 2018 - Baru Babak Pertama, 2 Juara Dunia Langsung Tersingkir)
Ngatmono, ayah sekaligus pelatih Luis mengatakan, bungsunya memang memiliki bakat tenis lebih unggul daripada tiga kakaknya. Bakat itu terlihat sedari usia empat tahun.
"Tiga kakaknya juga dulu saya didik sejak kecil melalui olahraga tenis. Tapi ketiga kakak Luis memilih pekerjaan di luar atlet, tapi tidak apa-apa, itu jadi kehendak anak, saya hanya mendukung," kata peraih emas pada PON 1985 di Jakarta cabang olahraga tenis.
Seolah berbagi tugas dengan suami, sebagai ibu Titik Anikhawati tak henti-hentinya ikut mengawasi latihan sang anak.
Dia ikut mendampingi kala sang anak ditempa oleh suaminya.
Tentu layaknya manusia biasa, terkadang semangat Luis untuk latihan merosot. Sebagai ibu, Titik harus menuruti apa yang disukai agar kembali semangat latihan.
"Biasanya kalau semangat latihannya menurun, saya ajak ke mal. Dia sukanya itu, atau diajak makan di restoran yang dia suka," katanya.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribun Jateng |
Komentar