Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Kanada Soroti Aturan IAAF soal Atlet yang Kelebihan Hormon Androgen

By Delia Mustikasari - Selasa, 1 Mei 2018 | 15:28 WIB
 Pelari putri AS, Allyson Felix ketika turun pada final nomor 400 meter Olimpiade Rio 2016, Senin (15/8/2016).
JEWEL SAMAD/AFP
Pelari putri AS, Allyson Felix ketika turun pada final nomor 400 meter Olimpiade Rio 2016, Senin (15/8/2016).

Sebelumnya, beberapa pelari putri mengeluhkan kondisi hiperandrogenisme yang diidap Semenya.

Kondisi ini ditandai dengan kadar testosteron yang lebih tinggi dari biasanya serta hormon yang meningkatkan massa otot, kekuatan, dan hemoglobin yang memengaruhi daya tahan tubuh.

Untuk bersaing secara internasional, atlet dengan perbedaan pengembangan seksual di antaranya testosteron darahnya harus mencapai di bawah lima 5 nmol/liter.

Aturan ini berlaku untuk pelari nomor 400 meter, 800 meter, dan 1.500 meter dan membuat pengidap hyperandrogenism membatasi jumlah testosteronnya atau pindah ke nomor jarak jauh.

Sebelumnya, upaya IAAF untuk mengatur masalah tersebut dianggap melanggar Pengadilan Arbitrase (CAS) setelah banding atas nama atlet India, Dutee Chand, yang dilarang berkompetisi karena tingkat testosteronnya pada 2015.

(Baca juga: Inasgoc Loloskan 20.741 Calon Volunteer Tahap Pertama untuk Asian Games 2018)

Presiden IAAF Sebastian Coe sebelumnya mengatakan tidak ada pihak yang menyebutkan bahwa Semenya telah melakukan sesuatu yang salah.

Selanjutnya, Semenya yang berusia 27 tahun ini akan mempelajari peraturan baru dan membandingkannya dengan rekomendasi CAS untuk melihat apakah aturan tersebut cocok.

"Kami akan mencari dukungan lebih lanjut dari Menteri Olahraga dan Rekreasi, SASCOC, lembaga ahli lain, dan organisasi atau individu yang relevan sehingga kami memiliki pemahaman penuh tentang masalah ini dan tahu bagaimana harus menangani dengan benar," kata Semenya.

Perdebatan soal jenis kelamin Semenya sudah merebak pada 2009 saat dia tampil sebagai juara dunia.

Tes gender yang dikenakan kepada atlet kelahiran Polokwane ini malah mengundang kritik.

Tak lama kemudian, otoritas atletik dunia, IAAF, mensyaratkan batasan hormon testosteron bagi atlet putri.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : channelnewsasia.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
37
88
2
Arsenal
37
86
3
Liverpool
37
79
4
Aston Villa
37
68
5
Tottenham
37
63
6
Chelsea
37
60
7
Newcastle
37
57
8
Man United
37
57
9
West Ham
37
52
10
Brighton
37
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Inter
36
92
2
Milan
36
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
35
63
6
Roma
36
60
7
Lazio
36
59
8
Fiorentina
36
54
9
Napoli
37
52
10
Torino
36
50
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X