Perjuangan bintang timnas U-16 Indonesia, Mochammad Supriadi, menjadi perhatian bagi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani.
Mochammad Supriadi pernah merasakan pahitnya perjalanan karier sebelum menjadi bintang seperti saat ini.
Gelandang timnas U-16 Indonesia itu sempat menjadi korban penipuan dengan iming-iming menjadi pesepak bola profesional dengan syarat membayar uang 1,8 juta rupiah.
Buntut dari penipuan tersebut, Supriadi harus merasakan hidup terlantar di Jakarta hingga menjual sepatu dan pakaiannya.
Beruntung, klub Bina Taruna menjadi penopang kehidupan gelandang asal Sidoarjo ini sampai akhirnya terdaftar dalam skuat Garuda Asia.
Berkat usaha, doa, dan kerja keras, skuat Garuda Asia menumbangkan Thailand via adu penalti dengan skor 4-3 dalam laga final Piala AFF U-16 2018 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Sabtu (11/8/2018).
(Baca juga: Gelandang Timnas U-16 Indonesia Tidak Ingin Dipuji Berlebihan Usai Jadi Juara)
Kesuksesan Supriadi mengantarkan timnas U-16 Indonesia sebagai juara Piala AFF U-16 2018 ini pun mendapatkan apreasi dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani.
Risma bakalan mengirim Supriadi menimba ilmu sepak bola di Liverpool.
Namun, sekolah sepakbola tersebut bukan bagian dari klub Liga Inggris Liverpool, melainkan sebuah sekolah SSB tertua di Kota Liverpool.
"Supriadi akan kami kirim ke Liverpool untuk sekolah sepakbola. Agendanya menyesuaikan jadwal dia mengikuti latihan di Timnas," kata Risma dikutip BolaSport.com dari Kompas.com.
(Baca juga: Begini Kisah Pahit Gelandang Timnas U-16 Indonesia yang Sempat Ditelantarkan di Jakarta)
"Biar dilatih skill dulu dan mentalnya, agar nanti bisa lebih profesional," imbuh Risma.
Risma juga memaparkan 10 pemain sepak bola berprestasi lainnya selain Supriadi, memiliki anggaran khusus dari Pemkot Surabaya.
Wali Kota berusia 56 tahun itu berharap Supriadi bisa melanjutkan kariernya di dalam dan luar negeri.
"Klub-klub asing nantinya bisa melirik Supriadi," ujarnya.
(Baca juga: Kemenangan Timnas U-16 Indonesia atas Thailand Disoroti 2 Klub Liga Inggris)
| Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
| Sumber | : | kompas.com |
Komentar