Presiden Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA), Sheikh Fahad Al Sabah, turut mengomentari insiden yang dialami empat atlet bola basket Jepang pada Asian Games 2018.
Keempat atlet bola basket Negeri Sakura yang terdiri dari Yuya Nagayoshi, Takuya Hashimoto, Takuma Sato, dan Keita Imamura dipulangkan lebih awal dari Asian Games karena diduga menyewa pekerja seks komersial (PSK) di sekitaran Wisma Atlet.
"Saya pikir mereka memiliki kebiasaan sendiri dan atlet ini sebenarnya berharga," ujar Fahad.
"Kami percaya kepada para atlet dan kami sudah mempersiapkan semua kebutuhan mereka dengan segala fasilitas yang ada di Wisma Atlet. Kami pun percaya pada semua keputusan yang diambil oleh Komite Olimpiade Jepang atas kejadian ini," tutur dia.
(Baca Juga: Sepak Takraw Asian Games 2018 - Kena Protes dari Indonesia, Tim Putra Malaysia Sempat Terancam Tak Bisa Tampil)
Setelah menyinggung insiden tersebut, Fahad pun menekankan tentang arti penting tanggung jawab bagi seorang atlet.
"Saya percaya atlet adalah simbol dari masyarakat dan mereka juga bagian dari komite olahraga di negara masing-masing. Ke depannya, mereka harus mengerti benar tanggung jawab sebagai seorang atlet," ujar Fahad lagi.
Sebelum Fahad, Chef de Mission Jepang Yasuhiro Yamashita juga telah angkat bicara mengenai kejadian ini.
Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (20/8/2018), Yamashita mengucapkan permintaan maaf kepada semua pihak dan siap untuk memberikan bimbingan kepada para atlet.
(Baca Juga: Asian Games 2018 - Kento Momota Sudah Punya Fisarat akan Menyingkirkan Tim Malaysia)
Sementara itu, ketua tim bola basket Jepang, Yoko Mitsuya menambahkan pihaknya sedang mengumpulkan semua bukti.
"Kami akan memutuskan hukuman setimpal bagi mereka setelah semua bukti terkumpul. Kami harus bekerja keras agar skandal seperti ini tidak terulang," tutur Mitsuya.
Setelah ditinggal empat pilarnya, tim bola basket Jepang pun hanya mengandalkan delapan pemain yang tersisa untuk bertanding.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar