Atlet balap kursi roda Indonesia, Doni Yulianto, berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah.
Hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah terkait sarana pada cabang olahraga balap kursi roda.
Sebelumnya, ketika mengikuti ASEAN Para Games 2011 di Indonesia, dirinya menggunakan kursi roda buatan tukang las.
Mahalnya kursi roda untuk atlet difabel menjadi salah satu yang menghambat atlet balap kursi roda Indonesia untuk tampil maksimal.
Bagaimana tidak, untuk satu set kursi balap roda, mulai dari sasis, satu roda depan, dan dua roda belakang bisa mencapai Rp180 juta.
Tentu nominal tersebut merupakan nominal yang tidak sedikit.
Beruntung pada ASEAN Para Games 2015 di Singapura, Doni Yulianto mendapatkan kursi roda berstandar Internasional.
"Terima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan dukungan, sehingga prestasi bisa bagus," kata Doni Yulianto saat ditemui BolaSport.com di Pelatnas Para Atletik di Stadion Sriwedari, Surakarta.
Sejak mulai turun di cabang olahraga atletik kategori trek, khususnya balap kursi roda, Doni pernah memenangkan medali perak dan perunggu pada ASEAN Para Games 2011 di Indonesia.
Prestasi terbaiknya datang ketika mengikuti ASEAN Para Games 2017 di Malaysia, ketika sukses merebut medali emas.
"Raihan medali emas di ASEAN Para Games 2017 membuktikan bahwa atlet Indonesia bisa bersaing di level internasional," ujar Doni lagi.
Pada Asian Para Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta, Doni yang masuk klasifikasi T54 akan turun pada nomor 800, 1.500, dan 5.000 meter.
Adapun Asian Para Games 2018 akan dibuka pada 6 Oktober 2018 dan berlangsung hingga 13 Oktober 2018.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar